Sementara itu, Wamen LHK Alue Dohong menyatakan Paviliun Indonesia menggelar 43 sesi diskusi dengan lebih dari 184 pembicara. Mereka bukan sekadar berbicara, melainkan juga memaparkan aksi nyata yang dilakukan untuk pengendalian perubahan iklim.
"Saya menyadari kita perlu melakukan perubahan lebih cepat, besar, dan kuat untuk melindungi masa depan kita dari dampak perubahan iklim. Dalam hal itu, Indonesia meyakini perlu dukungan teknologi dan pengetahuan. Kita juga butuh dukungan politik dari nasional dan global level,” katanya.
Alue juga menjelaskan, saat ini Indonesia menjalankan kebijakan transisi dari energi konvensional menuju energi terbarukan. Apalagi, potensi energi terbarukan di Indonesia sangatlah besar. Proses transisi ini berjalan gradual dengan mempertimbangkan politik, ekonomi, sosial, dan teknologi.
Wamen LHK Alue Dohong juga menjelaskan kepada Al Gore tentang keberhasilan Indonesia dalam pengendalian kebakaran hutan. Sebagai gambaran, 2019 kebakaran hutan merebak di seluruh penjuru dunia menghanguskan hingga 4,5 juta hektare hutan di Brasil, 1,8 juta hektare di Kanada, 1,7 juta hektare di Amerika Serikat, dan lebih dari 10 juta hektare di Rusia.
Pada saat yang sama, Indonesia berhasil mengendalikan kebakaran hutan yang terjadi hanya seluas 850.000 hektare. Selain Al Gore, tokoh perubahan iklim global yang menjadi pembicara di Paviliun Indonesia, Kamis (11/12), ialah Lord Nicholas Stern. Pakar ekonomi perubahan iklim itu menjelaskan pentingnya pengendalian perubahan iklim untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dan mengentaskan kemiskinan.