Berpotensi Tsunami, Alat Peringatan Dini di Pantai Tasikmalaya Rusak
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengatakan bahwa alat peringatan dini tsunami di kawasan Pantai Cipatujah, Tasikmalaya, tidak berfungsi. Alat tersebut ternyata memang sudah kondisi rusak sejak beberapa tahun lalu.
"Sama sekali belum ada (alat peringatan dini tsunami), pernah ada satu di Cipatujah, tapi tak lagi berfungsi," kata Pelaksana Tugas Kepala BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin di Tasikmalaya seperti dikutip dari ANTARA, Senin (5/10/2020).
1. Sejak tsunami pada 2006, Pantai Tasikmalaya belum banyak dipasang alat peringatan dini
Nuraedidin menjelaskan, Kabupaten Tasikmalaya memiliki garis pantai cukup panjang yang berbatasan dengan Kabupaten Garut dan Pangandaran yang menghadap ke laut lepas Samudera Hindia.
"Sejak tsunami Pangandaran pada 2006 lalu, pantai selatan Tasikmalaya yang memang memiliki potensi bencana alam itu, belum banyak dipasang alat peringatan dini tsunami," katanya.
Baca Juga: Catat! Ini Cara Evakuasi Mandiri Jika Tsunami Terjadi Saat COVID-19
2. Pantai Tasikmalaya butuh 4 alat peringatan dini tsunami
Editor’s picks
Ia mengatakan, BPBD Tasikmalaya telah mendata kebutuhan alat peringatan dini tsunami di sepanjang Pantai Tasikmalaya. Pantai tersebut membutuhkan empat alat peringatan dini tsunami. Informasi tersebut juga sudah disampaikan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Wilayah pesisir pantai ada 53 kilometer, jadi idealnya memang empat unit alat peringatan dini," katanya.
3. Walau tidak ada alat peringatan dini tsunami, BPBD setempat siap siaga dan memasang rambu jalur evakuasi
Ia menambahkan, walau pun tidak ada alat peringatan dini tsunami, jajarannya tetap siap siaga dengan memasang rambu-rambu untuk jalur evakuasi untuk masyarakat.
Selain itu, pihaknya juga terus mengedukasi masyarakat dan melakukan sosialisasi tentang berbagai potensi bahaya bencana dan cara penyelamatannya untuk mengurangi tingkat risiko bencana.
"Kami juga terus berikan edukasi kepada mereka agar mereka tetap waspada, karena bencana ini tak bisa diprediksi," kata Nuraedidin.
Baca Juga: Heboh Tsunami 20 Meter, 2 dari 4 Alat Early Warning di Jabar Rusak