[BREAKING] 49.942 ODP Tercatat Masih dalam Pantauan Tim Medis

#NormalBaru dan #HidupdenganCorona

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona atau COVID-19 Achmad Yurianto kembali menginformasikan perkembangan kasus virus corona atau COVID-19 di Indonesia.

Dia menyebutkan jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang tercatat masih dipantau hingga Rabu (27/5), sebanyak 49.942 orang.

“Mereka masih kami terus pantau," kata Yurianto dalam keterangan pers yang disiarkan langsung di saluran YouTube BNPB Indonesia, Rabu.

Sementara, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang juga masih dipantau berjumlah 12.667 orang.

Saat ini Indonesia telah menyediakan sebanyak 87 laboratorium Real Time PCR dan 48 laboratorium TCM.

1. Kasus positif COVID-19 di Indonesia mencapai 23.851 orang

[BREAKING] 49.942 ODP Tercatat Masih dalam Pantauan Tim MedisPedagang Pasar Kebon Semai Sekip Palembang mengikuti rapid dan swab test pasca meninggalnya satu rekan mereka suspect COVID-19. (IDN Times/ Deryardli Tiarhendi)

Yurianto juga melaporkan, per 27 Mei 2020 pukul 12.00 WIB, total kasus positif di Indonesia naik menjadi 23.851 kasus, setelah mengalami kenaikan 686 kasus.

Peningkatan angka kematian juga terjadi, menjadi 1.473 kasus dan kasus sembuh berada di angka 6.057 orang.

"Di sekitar kita masih sangat mungkin terdapat orang yang terinfeksi virus ini, namun tanpa gejala. Oleh karena itu kita harus tetap menjaga diri masing-masing," kata Yurianto.

Baca Juga: [INFOGRAFIS] Penting! 25 Hal tentang Virus Corona di Indonesia

2. Sebaran kasus positif COVID-19 di 34 provinsi

[BREAKING] 49.942 ODP Tercatat Masih dalam Pantauan Tim MedisPedagang Pasar Kebon Semai Sekip Palembang mengikuti rapid test pasca meninggalnya satu rekan mereka suspect COVID-19. (IDN Times/ Deryardli Tiarhendi)

Virus corona telah menyebar di 34 provinsi di Indonesia. DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penyumbang kasus virus corona terbanyak, yaitu 6.895 kasus. Peringkat kedua diduduki Jawa Timur 4.142 kasus, dan berikutnya Jawa Barat 2.157 kasus. 

Berikut ini data lengkap rincian penyebaran virus corona di 410 kabupaten atau kota di 34 provinsi di Indonesia:

1. Aceh 19 kasus
2. Bali 415 kasus
3. Banten 817 kasus
4. Bangka Belitung 42 kasus
5. Bengkulu 69 kasus
6. Yogyakarta 228 kasus
7. DKI Jakarta 6.895 kasus
8. Jambi 97 kasus
9. Jawa Barat 2.157 kasus
10. Jawa Tengah 1.326 kasus
11. Jawa Timur 4.142 kasus
12. Kalimantan Barat 183 kasus
13. Kalimantan Timur 280 kasus
14. Kalimantan Tengah 330 kasus
15. Kalimantan Selatan 703 kasus
16. Kalimantan Utara 165 kasus
17. Kepulauan Riau 162 kasus
18. Nusa Tenggara Barat 537 kasus
19. Sumatera Selatan 921 kasus
20. Sumatera Barat 537 kasus
21. Sulawesi Utara 265 kasus
22. Sulawesi Tenggara 281 kasus
23. Sumatera Utara 332 kasus
24. Sulawesi Selatan 1.381 kasus
25. Sulawesi Tengah 121 kasus
26. Lampung 118 kasus
27. Riau 111 kasus
28. Maluku Utara 119 kasus
29. Maluku 170 kasus
30. Papua Barat 132 kasus
31. Papua 581 kasus
32. Sulawesi Barat 88 kasus
33. Nusa Tenggara Timur 85 kasus
34. Gorontalo 60 kasus.

Sementara, dalam proses verifikasi di lapangan 21 kasus.

3. Jokowi memerintahkan agar klaster-klaster COVID-19 dijaga dengan ketat

[BREAKING] 49.942 ODP Tercatat Masih dalam Pantauan Tim MedisDok. Biro Pers Kepresidenan

Untuk menekan angka penyebaran kasus COVID-19 di Indonesia, Presiden Joko "Jokowi" Widodo memerintahkan, agar klaster-klaster penyebaran virus corona diawasi dengan ketat. Sebab dari klaster itu lah perluasan wabah COVID-19 terjadi.

"Kita harus melakukan monitor secara ketat potensi penyebaran di beberapa klaster, klaster pekerja migran, klaster jamaah tablig, klaster Gowa, klaster rembesan pemudik, klaster industri, ini perlu betul-betul dimonitor secara baik," kata Jokowi pada konferensi pers secara daring, Senin (4/5).

4. Gejala dan cara pencegahan virus corona

[BREAKING] 49.942 ODP Tercatat Masih dalam Pantauan Tim MedisWarga mengantre untuk tes sam nukleat di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, pada 16 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama Virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh Virus Corona. Kendati, persentase kesembuhan COVID-19 cukup tinggi. Di beberapa negara seperti Vietnam angka kesembuhannya mencapai 100 persen. Bahkan, beberapa pakar kesehatan menyebut COVID-19 bisa sembuh sendiri jika imun penderitanya bagus. Sebaliknya, rata-rata angka kematian akibat corona berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per Selasa (17/3), sebesar 4,07 persen. Sementara di Indonesia, hingga Kamis (19/3) mencapai 8,37 persen.

Bagaimana gejala virus corona? Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi dalam beberapa kasus, pasien positif Corona tak menunjukkan gejala khusus.

Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.

Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.

Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan napsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.

Bagaimana mencegah virus corona? Sering Mencuci tangan pakai sabun, gunakan masker bila batuk atau pilek, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, jangan konsumsi daging mentah, bila batuk, pilek, dan sesak segera ke fasilitas kesehatan.

Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni Hotline kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu. Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.

Baca Juga: [LINIMASA-2] Perkembangan Terkini Wabah Virus Corona di Indonesia

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya