COVID-19 Naik 3.635 Kasus, Ini 11 Provinsi  dengan Kenaikan Tertinggi

Jakarta langgeng jadi daerah dengan kasus COVID-19 terbanyak

Jakarta, IDN Times - Ada penambahan 3.635 kasus positif COVID-19 di Indonesia per Kamis (17/9/2020). Dengan demikian, total kasus COVID-19 di Tanah Air pun kini telah mencapai 232.628 kasus.

Apabila dilihat secara rinci, DKI Jakarta menjadi wilayah dengan kasus virus corona terbanyak hari ini yaitu, 1.113 kasus. Diikuti oleh Jawa Barat 353 kasus, Jawa Timur 327 kasus, Jawa Tengah 293 kasus dan Riau 225 kasus.

Selanjutnya yaitu, Kalimantan Timur 169 kasus, Banten 121 kasus, Sulawesi Selatan 120 kasus, Sumatra Barat 119 kasus, Sumatra Utara 117 kasus, dan Aceh 109 kasus.

1. Sebaran COVID-19 di 34 provinsi di Indonesia

COVID-19 Naik 3.635 Kasus, Ini 11 Provinsi  dengan Kenaikan TertinggiPenugasan Satpol PP untuk menertibkan penjual makanan kaki lima dan warga yang masih melakukan dine-in di kawasan Jakarta (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Virus corona telah menyebar ke 493 kabupaten/kota di 34 provinsi Indonesia. Berikut ini data rincian penyebarannya:

1. Aceh 3.236 kasus
2. Bali 7.492 kasus
3. Banten 3.895 kasus
4. Bangka Belitung 305 kasus
5. Bengkulu 510 kasus
6. Yogyakarta 1.984 kasus
7. DKI Jakarta 58.582 kasus
8. Jambi 351 kasus
9. Jawa Barat 15.584 kasus
10. Jawa Tengah 18.744 kasus
11. Jawa Timur 39.508 kasus
12. Kalimantan Barat 825 kasus
13. Kalimantan Timur 6.486 kasus
14. Kalimantan Tengah 3.123 kasus
15. Kalimantan Selatan 9.547 kasus
16. Kalimantan Utara 483 kasus
17. Kepulauan Riau 1.494 kasus
18. Nusa Tenggara Barat 3.009 kasus
19. Sumatra Selatan 5.233 kasus
20. Sumatra Barat 3.868 kasus
21. Sulawesi Utara 4.212 kasus
22. Sumatra Utara 9.051 kasus
23. Sulawesi Tenggara 2.043 kasus
24. Sulawesi Selatan 13.867 kasus
25. Sulawesi Tengah 278 kasus
26. Lampung 687 kasus
27. Riau 4.462 kasus
28. Maluku Utara 1.972 kasus
29. Maluku 2.503 kasus
30. Papua Barat 1.333 kasus
31. Papua 4.836 kasus
32. Sulawesi Barat 482 kasus
33. Nusa Tenggara Timur 307 kasus
34. Gorontalo 2.341 kasus

2. Telah terbukti, COVID-19 menular secara airborne

COVID-19 Naik 3.635 Kasus, Ini 11 Provinsi  dengan Kenaikan TertinggiIlustrasi Kerja (IDN Times/Besse Fadhilah)

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengungkapkan, virus COVID-19 dapat menyebar melalui udara dan hal ini bukan suatu temuan baru. Bahkan, Amin sudah mencurigai hal ini sejak awal kemunculan COVID-19.

"Jika ada droplet kemudian ada aliran udara yang cukup kuat (virus COVID-19), bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa 7 Juli 2020.

Amin menerangkan, virus COVID-19 bisa keluar bersama droplet (cairan) yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.

Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara.

"Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa. Seperti di rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, pengisapan lendir, atau terapi nebulizer," jelasnya.

Bahkan menurut Amin, sudah ada bukti dari pengamatan bahwa virus COVID-19 menular melalui airborne. Dia mencontohkan kasus di suatu restoran yang tertutup, misal pengunjung di meja yang bersin maka virus bisa saja satu ruangan kena.

"Ini juga bisa terjadi di ruang kerja, di perkantoran dengan AC split serta tertutup maka droplet bisa terembus udara dan hanya berputar satu ruangan," imbuhnya.

3. Kasus positif COVID-19 di dunia mencapai 30 juta orang

COVID-19 Naik 3.635 Kasus, Ini 11 Provinsi  dengan Kenaikan TertinggiProses pemakaman salah satu jenazah COVID-19 di TPU Pondok Ranggon pada Selasa (16/9/2020) (IDN Times/Aldila Muharma&Fiqih Damarjati)

Penyebaran virus corona atau COVID-19 di dunia saat ini sudah mencapai 30.065.092 kasus. Data tersebut sesuai dengan catatan World O Meter per Kamis (17/9/2020) pukul 16.49 WIB.

Dari total kasus tersebut, angka kematian berada di 945.578 kasus. Sedangkan angka sembuh yaitu, 21.821.770. Dengan demikian, sisa active cases atau kasus aktif COVID-19 di dunia adalah 7.297.744.

Baca Juga: Kasus COVID-19 di Dunia Tembus 30 Juta, 944 Ribu Orang Meninggal Dunia

4. Pengertian dan gejala-gejala COVID-19

COVID-19 Naik 3.635 Kasus, Ini 11 Provinsi  dengan Kenaikan TertinggiANTARA FOTO/Umarul Faruq

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh virus corona. 

Bagaimana gejala virus corona? Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi dalam beberapa kasus, pasien positif Corona tak menunjukkan gejala khusus.

Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.

Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.

Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.

Bagaimana mencegah virus corona? Sering Mencuci tangan pakai sabun, gunakan masker, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, jangan konsumsi daging mentah, bila batuk, pilek, dan sesak segera ke fasilitas kesehatan.

Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni Hotline Kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu. Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.

Baca Juga: IFRC: Di Asia, Migran dan Orang Tiongkok Dicap Jadi Pembawa COVID-19

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya