Ini Kondisi dan Gejala pada Bayi Baru Lahir yang Terinfeksi COVID-19

70,5 persen penularan COVID-19 terjadi setelah bayi lahir

Jakarta, IDN Times - Bayi yang baru saja lahir termasuk ke dalam kelompok rentan terpapar virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Kondisi dan gejala yang dialami oleh bayi yang terinfeksi COVID-19 pun bervariasi.

Kandidat Doktor Medical Science di Kobe University, Jepang, Dokter Adam Prabata menyampaikan beberapa update ilmiah tentang hal tersebut. 

"Baru-baru ini, terdapat beberapa penelitian baru tentang penularan COVID-19 pada bayi baru lahir," ujar dokter Adam melalui postingan Instagram pribadinya @adamprabata yang diunggah pada Senin 19 Oktober 2020. 

Berikut ini penjelasan dokter Adam terkait penularan COVID-19 pada bayi baru lahir berdasarkan penelitian ilmiah terbaru.

1. Menyusui tidak meningkatkan risiko terinfeksi COVID-19

Ini Kondisi dan Gejala pada Bayi Baru Lahir yang Terinfeksi COVID-19Penularan COVID-19 pada bayi baru lahir (IG @adamprabata)

Adam menjelaskan, materi genetik virus penyebab COVID-19 memang memiliki kemungkinan kecil dapat ditemui pada air susu ibu (ASI). Tetapi, virusnya tidak menularkan, sehingga menyusui tidak terbukti meningkatkan penularan COVID-19. 

"Tetap lakukan protokol kesehatan yang dianjurkan bila menyusui," ujarnya.

Akan tetapi, Adam menekankan, tindakan untuk tidak memisahkan bayi dari ibunya justru meningkatkan risiko bayi terinfeksi COVID-19. 

Baca Juga: Cerita Sopir Bus Sekolah Antar Anak-anak Pasien COVID ke Wisma Atlet 

2. Sebanyak 64 persen bayi baru lahir dengan COVID-19 memiliki gambaran paru abnormal

Ini Kondisi dan Gejala pada Bayi Baru Lahir yang Terinfeksi COVID-19Ilustrasi (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Adam memaparkan, 55 persen bayi baru lahir yang terinfeksi COVID-19 memiliki gejala. Dari angka tersebut, 64 persen dari bayi baru lahir dengan COVID-19 memiliki gambaran paru abnormal. 

"38,3 persen bayi baru lahir dengan COVID-19 butuh ICU, 52 persen mengalami gejala pernapasan, 44 persen demam, 36 persen memiliki gejala pencernaan, dan 18 persen mengalami gejala saraf," jelasnya. 

3. 70,5 persen penularan terjadi setelah bayi lahir

Ini Kondisi dan Gejala pada Bayi Baru Lahir yang Terinfeksi COVID-19ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Adam menjelaskan terdapat tiga situasi penularan COVID-19 pada bayi. Pertama yaitu, penularan kongenital. Penularan ini terjadi saat janin masih berada di dalam kandungan. Kedua, penularan saat persalinan dan ketiga penularan terjadi setelah bayi dilahirkan. 

Adam merinci, 70,5 persen bayi tertular COVID-19 setelah lahir. Sedangkan saat persalinan terjadi sebanyak 17,3 persen.

"12,2 persen penularan kongenital," katanya. 

Seorang bayi bisa dikatakan mengalami penularan kongenital COVID-19 saat hasil PCR positif di darah tali pusat atau darah bayi 12 jam setelah lahir atau pada cairan ketuban sang ibu. 

Untuk penularan COVID-19 saat persalinan ditetapkan apabila hasil PCR positif swab belakang hidung saat lahir dan 24-28 jam setelah lahir ditemukan. 

Kemudian, untuk penularan setelah bayi dilahirkan yaitu, hasil PCR positif swab belakang hidung atau rektal setelah dipastikan bahwa PCR dalam jangka waktu 24-28 jam setelah bayi lahir negatif.

Baca Juga: Kisah Bayi di Aceh Terpisah dari Ibunya Karena Positif COVID-19

Topik:

  • Dwifantya Aquina
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya