Terus Bertambah, Kasus COVID-19 di Indonesia Mencapai 25.773

Ada pertambahan kasus baru sebanyak 557 kasus

Jakarta, IDN Times - Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 dr. Achmad Yurianto, mengatakan jumlah kasus positif COVID di Indonesia terus mengalami peningkatan menjadi 25.773 kasus. Dengan demikian, terhitung sejak 29 Mei 2020 pukul 12:00 WIB hingga 30 Mei 2020 pukul 12:00 WIB, kasus positif mengalami kenaikan sebanyak 557 orang.

"Bertambah 557 kasus, sehingga menjadi 25.773 kasus," kata pria yang akrab disapa Yuri itu ketika memberikan keterangan pers secara daring dari channel YouTube BNPB Indonesia pada Sabtu (30/5). 

Angka kenaikan kasus positif COVID-19 harian di Indonesia sejak (21/5) tak lagi pernah berada di bawah angka 200. Rata-rata mencapai di atas angka 300 kasus positif COVID-19. Lalu, bagaimana penyebaran kasus virus Sars-CoV-2 itu di Indonesia pada hari ini?

1. Sebaran kasus COVID-19 di 34 provinsi Indonesia

Terus Bertambah, Kasus COVID-19 di Indonesia Mencapai 25.773Bilik swab test yang dibuat oleh peneliti lintas ilmu Universitas Indonesia (Dok. Humas UI)

Virus corona telah menyebar di 34 provinsi di Indonesia. DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan penyumbang kasus virus corona terbanyak yaitu 7.229 kasus. Peringkat kedua diduduki oleh Provinsi Jawa Timur 4.613 kasus, dan berikutnya Jawa Barat 2.231 kasus. 

Kenaikan kasus COVID-19 di Jatim sempet menjadi perhatian khusus Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Berikut ini data lengkap rincian penyebaran virus corona di 414 kabupaten atau kota di 34 provinsi di Indonesia:

1. Aceh 20 kasus
2. Bali 455 kasus
3. Banten 858 kasus
4. Bangka Belitung 45 kasus
5. Bengkulu 86 kasus
6. Yogyakarta 233 kasus
7. DKI Jakarta 7.229 kasus
8. Jambi 97 kasus
9. Jawa Barat 2.231 kasus
10. Jawa Tengah 1.366 kasus
11. Jawa Timur 4.613 kasus
12. Kalimantan Barat 184 kasus
13. Kalimantan Timur 291 kasus
14. Kalimantan Tengah 398 kasus
15. Kalimantan Selatan 893 kasus
16. Kalimantan Utara 165 kasus
17. Kepulauan Riau 196 kasus
18. Nusa Tenggara Barat 594 kasus
19. Sumatera Selatan 963 kasus
20. Sumatera Barat 552 kasus
21. Sulawesi Utara 322 kasus
22. Sulawesi Tenggara 241 kasus
23. Sumatera Utara 406 kasus
24. Sulawesi Selatan 1.510 kasus
25. Sulawesi Tengah 126 kasus
26. Lampung 132 kasus
27. Riau 117 kasus
28. Maluku Utara 146 kasus
29. Maluku 215 kasus
30. Papua Barat 162 kasus
31. Papua 658 kasus
32. Sulawesi Barat 88 kasus
33. Nusa Tenggara Timur 91 kasus
34. Gorontalo 69 kasus

Dalam proses verifikasi di lapangan 21 kasus.

Baca Juga: [BREAKING] Rekor Tertinggi! Dalam Sehari 973 Orang Positif COVID-19

2. Jokowi meminta klaster-klaster COVID-19 dijaga dengan ketat

Terus Bertambah, Kasus COVID-19 di Indonesia Mencapai 25.773Dok. Biro Pers Kepresidenan

Untuk menekan angka penyebaran kasus COVID-19 di Tanah Air, Presiden Joko 'Jokowi' Widodo meminta agar klaster-klaster penyebaran virus corona diawasi dengan ketat. Sebab dari klaster itu lah perluasan wabah COVID-19 dapat terjadi.

"Kita harus melakukan monitor secara ketat potensi penyebaran di beberapa klaster, klaster pekerja migran, klaster jemaah tablig, klaster Gowa, klaster rembesan pemudik, klaster industri, ini perlu betul-betul dimonitor secara baik," kata Jokowi pada ketika memberikan keterangan pers secara daring, pada (4/5) lalu. 

3. Kasus positif COVID-19 di dunia mencapai 6 juta orang

Terus Bertambah, Kasus COVID-19 di Indonesia Mencapai 25.773Suasana Rumah Sakit Darurat Samaritan's Purse di Central Park, saat penyebaran virus corona di Manhattan, New York City, New York, Amerika Serikat, pada 3 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Eduardo Munoz

Mengutip situs worldometers.info, hingga pukul 15:36 WIB (30/5), secara global kasus positif COVID-19 terus bertambah dan mencapai 6.045.653 orang. Kasus terbanyak masih berada di Amerika Serikat dengan 1.793.530 kasus.

Dari 6 juta kasus itu, 367.116 di antaranya meninggal dunia. Sebanyak 104.542 orang yang meninggal berada di AS. Sementara pasien yang sembuh di seluruh dunia mencapai 2.671.440 orang.

4. Pengertian dan gejala-gejala COVID-19

Terus Bertambah, Kasus COVID-19 di Indonesia Mencapai 25.773Tenaga medis melakukan rapid test (IDN Times/Dokumen)

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh virus corona. Kendati, persentase kesembuhan COVID-19 cukup tinggi.

Di beberapa negara seperti Vietnam angka kesembuhannya mencapai 100 persen. Bahkan, beberapa pakar kesehatan menyebut COVID-19 bisa sembuh sendiri bila imun penderitanya bagus. Sebaliknya, rata-rata angka kematian akibat corona berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per (17/3), sebesar 4,07 persen. Sementara di Indonesia, hingga (19/3) mencapai 8,37 persen.

Bagaimana gejala virus corona? Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi, dalam beberapa kasus, pasien positif corona tak menunjukkan gejala khusus.

Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.

Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.

Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan napsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.

Bagaimana mencegah virus corona? Sering mencuci tangan pakai sabun, gunakan masker bila batuk atau pilek, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati bila melakukan kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, dan jangan konsumsi daging mentah. Bila batuk atau pilek, dan merasa sesak segera ke fasilitas kesehatan.

Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni Hotline kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu. Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.

https://www.youtube.com/embed/QAcQIO1ZZ3Y

Baca Juga: Ciri-ciri Hidden Carrier Virus Corona, Tampak Sehat tapi Membawa Virus

Topik:

Berita Terkini Lainnya