DAS Brantas Tercemar Mikroplastik, PJT I Belum Punya Parameter
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Sebuah fakta mengejutkan tentang Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas muncul. Saat ini, hampir seluruh aliran Sungai Brantas yang melintasi Kota Malang sudah tercemar mikroplastik. Hal tersebut terungkap berdasarkan penelitian gabungan dari UIN Sunan Ampel Surabaya dan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Sekelompok mahasiswa itu melakukan penelitian sejak Juli hingga Sepetember 2020 dengan menggunakan metode rapid assesment for microplastic contamination. Para peneliti mengambil sejumlah sampel air dari beberapa titik. Tidak hanya di Kota Malang, namun pengambilan sampel juga dilakukan di Tulungagung, Jombang, Kediri hingga Mojokerto. Kemudian sampel tersebut diteliti di laboratorium untuk menghitung kadar mikroplastik yang terpapar di dalamnya.
1. Kelimpahan mikroplastik di DAS Brantas Malang cukup tinggi
Untuk di Kota Malang sendiri, para mahasiswa mengambil sampel dari beberapa titik mulai Muharto, Klojen, Sengkaling hingga Kalimetro. Hasil laboratorium terkait kelimpahan mikroplastik memang berbeda-beda. Namun, untuk kelimpahan tertinggi berada di kawasan Muharto yang menyentuh angka 0,37. Sementara untuk titik lain seperti di Sengkaling juga sudah mencapai 0,19. Salah satu peneliti, Alex Rahmatullah menjelaskan bahwa kondisi tersebut cukup mengkhawatirkan. Apalagi selama ini Sungai Brantas menjadi salah satu sumber air baku.
"Meski dalam jangka panjang, tetapi mikroplastik ini memiliki dampak luar biasa. Tentu lebih baik mencegah daripada mengobati," ucapnya Jumat (11/9/2020).
2. Mikroplastik berukuran sangat kecil
Memang secara kasat mata sulit untuk memperkirakan kandungan dari mikroplastik pada setiap sisi aliran Sungai Brantas. Pasalnya, mikroplastik terbentuk dari polymer yang muncul dari sampah plastik yang kerap dibuang ke sungai. Ukuran mikroplastik sendiri kurang dari 5 mm. Namun, meskipun berukuran sangat kecil, jika terus dikonsumsi maka akan sangat berbahaya.
"Sejauh ini belum ada standar yang menjadi patokan. Tetapi jika dikonsumsi dalam jangka panjang tentu berpotensi bahaya," tambah Alex.
Editor’s picks
Baca Juga: Dirut PDAM Angkat Bicara Soal Mikroplastik di Surabaya
3. Belum punya parameter pengukur
Sementara itu, Kepala Divisi Teknologi Informasi Perum Jasa Tirta I, Erwando Rachmadi mengatakan bahwa selama ini pihaknya masih belum memiliki parameyer jelas. Artinya standar yang membatasi bahwa air Sungai Brantas sudah masuk kategori tercemar. Meskipun dirinya juga tak menampik kemungkinan Sungai Brantas sudah tercemar.
"Kami tidak menutup mata bahwa sudah ada kelimpahan mikroplastik di Sungai Brantas. Tetapi memang perlu ada parameter atau standar baku yang menjadi ukuran bahwa air yang ada masuk kategori tercemar," terangnya.
4. Perlu penelitian lebih lanjut
Erwando menambahkan bahwa permasalahan mikroplastik ini memang sudah mulai mengemuka sejak dua tahun terakhir. Dari regulasi yang ada, mikroplastik masih belum masuk sebagai standar penentuan kriteria mutu air sungai. Hal itu mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Meski demikian, pihaknya tak menutup kemungkinan untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait kandungan mikroplastik dan dampaknya saat dikonsumsi jangka panjang.
"Hasil penelitian ini akan menjadi masukan kepada pemerintah," pungkasnya.
Baca Juga: Awas! 6 Mahasiswa Dapati Ikan di Sungai Gresik Tercemar Mikroplastik
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.