Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
E1815282-BDDF-46BF-A2A0-6736EB57A87D.jpeg
Aliansi Perempuan Indonesia menggelar aksi damai di depan Gerbang Polda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Rabu (17/9/2026). (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Intinya sih...

  • Pendemo tak bisa disamakan dengan makar, menurut Juru Bicara Aliansi Perempuan Indonesia

  • Presiden diminta tak melebeli aksi demo sebagai upaya makar oleh Mutiara Eka Pratiwi

  • Aliansi ungkap keprihatinan atas kondisi tahanan para aktivis yang ditahan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Puluhan perempuan yang mengatasnamakan Aliansi Perempuan Indonesia menggelar aksi damai di depan Gerbang Polda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Rabu (17/9/2026).

Mereka menuntut agar rekan-rekanya yang ditahan pasca kericuhan di Jakarta, segera dibebaskan.

Pantauan di lokasi, massa berkumpul membawa spanduk, dan poster. Aksi tabur bunga menjadi simbol.

Bunga-bunga bertebaran di aspal jalan Sudirman, membentuk pesan “Bebaskan Kawan Kami.” Orasi bergantian dilontarkan dengan suara lantang.

1. Pendemo tak bisa disamakan dengan makar

Aliansi Perempuan Indonesia menggelar aksi damai di depan Gerbang Polda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Rabu (17/9/2026). (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Juru Bicara Aliansi Perempuan Indonesia, Mutiara Eka Pratiwi menjelaskan, pendemo yang ditahan tidak bisa disamakan dengan makar atau terorisme.

"Kami ingin menyampaikan bahwa aksi-aksi yang dilakukan oleh kawan-kawan kami di dalam itu adalah sebuah aksi yang merupakan bentuk kepedulian sebagai warga negara atas berbagai kerusakan, kemiskinan, kekerasan yang terjadi dan itu tidak pernah diusut tuntas," ucap dia.

2. Presiden diminta tak melebeli aksi demo sebagai upaya makar

Aliansi Perempuan Indonesia menggelar aksi damai di depan Gerbang Polda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Rabu (17/9/2026). (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Mutiara pun meminta Presiden Prabowo Subianto tidak lagi melabeli aksi demonstrasi sebagai makar, serta menarik mundur keterlibatan TNI dalam pengamanan aksi masyarakat sipil.

"Fokus tunturan kami adalah Presiden segera membebaskan seluruh aktivis dan demonstran yang ditangkap, tidak hanya tanpa syarat, tidak hanya di Polda, tapi juga di berbagai wilayah yang ada di Indonesia saat ini," ucap dia.

3. Aliansi ungkap keprihatinan pendemo yang ditahan

Juru Bicara (Jubir) Blok Politik Pelajar, Delpedro Marhaen (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Aksi ini tetap berjalan tertib. Polisi tampak berjaga di sekitar lokasi untuk mengamankan jalannya unjuk rasa. Aliansi bersama koalisi masyarakat sipil juga berencana menjenguk Delpedro Marhaen, Direktur Lokataru Foundation, yang ditahan sejak 1 September.

Mutiara menilai kondisi tahanan yang dialami para aktivis memprihatinkan.

"Kami juga melihat yang miris koalisi dalam tahanan yang sebenarnya itu tidak manusiawi, bagaimana kawan-kawan tidak diinformasikan secara penuh tentang kenapa mereka ditangkap, kemudian juga tidak diberikan akses terhadap alat tulis, kemudian juga sangat dibatasi untuk menjenguk siapa yang bisa menjenguk," ucap dia.

"Nah ini merupakan sebuah realita yang sangat miris sekali, karena mereka justru adalah kawan-kawan yang harus kita hargai, apresiasi, karena keberaniannya turun terjalan," lanjutnya.

Editorial Team