Jakarta, IDN Times - Direktur Jaringan GUSDURian, Alissa Wahid meminta kepada pemerintah agar kemarahan publik yang diwujudkan dengan berunjuk rasa pada pekan ini tidak dianggap semata-mata karena ada campur tangan asing. Kemarahan publik yang ditunjukkan pada pekan ini murni karena mereka sudah muak terhadap kelakuan elite dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Narasi adanya campur tangan asing dalam aksi demo sering dituduhkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Emosi publik makin tersulut ketika publik melihat pengemudi ojek daring, Affan Kurniawan, tewas dilindas oleh mobil rantis milik Brimob. Meskipun putri sulung dari mantan Presiden Abdurrahman itu tidak menutup mata aksi demo besar-besaran pada pekan ini bisa saja ditunggangi oleh pihak tertentu.
"Gugurnya Affan sebagai martir dan dia itu adalah (pengemudi) ojol. Sosoknya relate dengan masyarakat. Sehingga, seluruh kemarahan masyarakat yang tidak tersalurkan akhirnya keluar," ujar Alissa ketika berbincang dengan IDN Times di Asrama Haji Pondok Gede, Bekasi pada Minggu (31/8/2025).
"Jadi, kalau masyarakat marah jangan dong diminimalisir sebagai intervensi asing, ada agenda asing. Ada pihak yang menunggangi, itu mungkin. Tapi, kemarahan itu valid, real, ada sumbernya. Sumbernya adalah sikap para pejabat dan elite partai politik," imbuhnya.
Salah satu indikasi kemarahan publik orisinal ketika ratusan pengendara ojol mendatangi Markas Korps Brimob di Kwitang, Senen, Jakarta Pusat pada Kamis malam kemarin. Mereka menuntut anggota Brimob yang melindas Affan hingga tewas ditunjukkan ke ruang publik.