Penerapan AI Dukung Kinerja Jurnalis Lebih Cepat dan Efisien

Menjadi lebih cepat dan efisien

Jakarta, IDN Times – Keberadaan artificial intelligence (AI) telah memudahkan berbagai aspek dalam kehidupan, termasuk jurnalisme. Kini, banyak ruang redaksi dan perusahaan media yang telah menerapkan AI kepada operasional mereka.  

“Tentu untuk journalism, untuk (AI) menggantikan jurnalis itu gak mungkin. Yang ada adalah dia akan membantu pekerjaan jurnalis untuk supaya lebih cepat dan efisien,” ujar Peneliti Pusat AI di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Co-Founder dari Prosa.ai, Ayu Purwarianti. 

Hal tersebut dia ungkapkan dalam acara Ngobrol Seru by IDN Times yang berjudul "Road to Hari Pers Nasional: Implementasi AI Dukung Kerja Jurnalistik" pada Rabu, 7 Februari 2024. 

Namun, sejauh apa penerapan AI dalam kerja jurnalistik? Dan apa saja manfaatnya dalam pembuatan artikel-artikel yang kita baca setiap hari? 

Berikut IDN Times sajikan penjelasannya. 

Baca Juga: 4 Urgensi Kenapa Tata Kelola AI Jadi Penting

1. AI membantu jurnalis dalam mencari dan mendeteksi berita baru

Penerapan AI Dukung Kinerja Jurnalis Lebih Cepat dan EfisienIlustrasi news alert (freepik/rawpixel-com)

Berdasarkan studi “AI in Journalism: Creating an Ethical Framework” oleh Haley Kim, para ahli setuju bahwa penerapan AI di jurnalisme dapat diterapkan pada proses pembuatan berita dalam tiga cara berbeda, yaitu deteksi, produksi, dan distribusi. 

Untuk mendeteksi berita, AI dapat diterapkan dengan menggunakan teknologi machine learning untuk meneliti dokumen-dokumen dan data, hingga kemudian menemukan pola yang biasanya sulit diidentifikasi oleh manusia.

Selain itu, jika para jurnalis memprogram mesin AI dengan kata-kata kunci tertentu, mereka dapat mendeteksinya dengan cepat dan mudah. Alhasil, berita baru dapat diketahui secara real time dan terkini.

Studi ini juga menjelaskan bahwa adanya tantangan dalam mendeteksi berita dengan algoritma, yaitu bagaimana dapat memilah berita-berita yang layak diterbitkan. Oleh sebab itu, seorang editor manuasia yang dapat menilai kelayakan informasi tersebut tetap memiliki peran yang penting.

Baca Juga: Suarakan Perempuan Miskin dan Terpinggirkan Lewat Jurnalistik Feminis

2. Produksi berita lebih cepat dengan automated content generation

Penerapan AI Dukung Kinerja Jurnalis Lebih Cepat dan EfisienHead of Product IDN Media, Ariel Widjaja, dalam acara Ngobrol Seru by IDN Times yang berjudul "Road to Hari Pers Nasional: Implementasi AI Dukung Kerja Jurnalistik" (YouTube/IDN Times)

Dalam hal produksi berita, teknologi AI yang paling sering digunakan adalah automated content generation, atau pembuatan konten otomatis. Jenis teknologi ini tergolong sebagai computational journalism dan pertama diimplementasikan pada bidang yang menyediakan data bersih dan rutin, seperti olahraga, keuangan, kejahatan, dan cuaca. 

Contohnya, perusahaan berita berbasis di Amerika Serikat, Associated Press (AP), mulai mengotomatiskan berita terkait laporan pendapatan keuangan pada 2014, menggunakan Wordsmith dari Automated Insights. AP kini dapat menerbitkan sekitar 3.700 berita laporan pendapatan keuangan per kuartal tahun, dibandingkan dengan 300 berita yang diterbitkan per kuartal pada tahun 2014, sebelum memanfaatkan AI. 

IDN Times pun juga menerapkan otomatisasi konten melalui “Timmy Si Robot”, AI yang dapat memproses berbagai data dan informasi untuk dibuat menjadi artikel. 

“Kita sudah melakukan beberapa produk artikel baru, terutama karena dengan adanya generative AI yang perkembangannya pesat di dua tahun terakhir ini, secara data yang bisa diproses itu menjadi lebih kontekstual dan bisa lebih besar,” ungkap Head of Product IDN Media, Ariel Widjaja.

Baca Juga: Hasil Survei: Perusahaan Media Khawatir Dampak Etis dari Penerapan AI

3. AI dapat mendistribusikan berita menarik kepada demografi yang tepat

Penerapan AI Dukung Kinerja Jurnalis Lebih Cepat dan EfisienIlustrasi teknologi kecerdasaan buatan AI (freepik.com/freepik)

AI juga dapat digunakan untuk mendistribusi berita. Banyak perusahaan media yang membuat bot dan widget untuk melacak riwayat pembaca mereka dan merekomendasikan berita kepada mereka sesuai dengan data tersebut. 

Contohnya, AI “Clavis” milik The Washington Post menggunakan algoritma yang disebut inverse document frequency untuk meneliti dan mengkategorikan berita-berita berdasarkan kata kunci tertentu. 

Hal yang sama dilakukan untuk user-nya juga. Dengan memiliki data riwayat pembacaan user, “Clavis” dapat merekomendasikan artikel-artikel sesuai kata kunci yang sering muncul di sejarah user itu. Sehingga, berita-berita yang menarik dapat tersebar kepada demografi yang tepat.

Baca Juga: ITHB Pastikan Artificial Intelligence Tak Gantikan Kerja Manusia

4. Penerapan AI tetap didampingi oleh manuasia

Penerapan AI Dukung Kinerja Jurnalis Lebih Cepat dan EfisienPeneliti Pusat AI di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Co-Founder dari Prosa.ai, Ayu Purwarianti bersama Pemred IDN Times, Uni Lubis, dalam acara Ngobrol Seru by IDN Times yang berjudul "Road to Hari Pers Nasional: Implementasi AI Dukung Kerja Jurnalistik" (YouTube/IDN Times)

Sejauh ini, sudah jelas bahwa penerapan AI sangat mendukung kerja jurnalistik. Namun demikian, sebagaimana yang dikatakan oleh Ariel, penerapannya tetap harus dimoderasi oleh manuasia. 

Generate sebuah konten (dengan AI) itu tetap harus manusia yang mengontrol gitu. Karena ketika ada bias, ada informasi yang tidak kredibel yang di-generate, harus ada manusia yang bisa meng-catch problem tersebut,” kata Ariel. 

Terkait ini, Ayu Purwarianti juga sependapat. Menurutnya, semua pengguna AI minimal harus mengetahui bahwa konten yang diproduksi AI dapat mengandung bias. Sehingga, ketika AI mengeluarkan informasi, pengguna dapat cek terlebih dahulu bagian yang mungkin mengadung bias itu. 

Ayu juga menambahkan, manusia yang menggunakan artificial intelligence akan menggantikan manusia yang tidak menggunakan artificial intelligence.

"Jadi kalau misalnya kita mau kompetitif, ya harus belajar berbagai tools yang memang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dari semua profesi. Termasuk jurnalis,” ujarnya. 

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya