Penerapan AI Mengubah Dunia Jurnalisme

Columbia Journalism Review melakukan riset tentang AI

Jakarta, IDN Times – Peneliti dari Columbia Journalism Review, Felix M. Simon mengatakan, penerapan Artificial Intelligence (AI) telah menggeser proses pemberitaan. Hal itu diungkapkan Simon dalam   laporannya yang berjudul “Artificial Intelligence in the News: How AI Retools, Rationales, and Reshapes Journalism and the Public Arena”, yang terbit 6 Februari 2024. 

Mengingat betapa pesatnya perkembangan teknologi dan dunia digital, laporan Felix menyoroti bagaimana luasnya peran yang dimainkan AI dalam dunia jurnalisme sekarang. Kini, banyak perusahan berita yang memanfaatkan AI ke dalam operasional mereka, baik dari segi produksi maupun distribusi.  

Namun, pendekatan ini belum tentu memprioritaskan kesejahteraan jurnalisme atau kebutuhan audience. Felix mengatakan, tidak semua permasalahan yang dihadapi jurnalisme dapat diatasi dengan solusi teknologi.

Untuk menelusuri peran dan dampak AI secara lebih dalam, Felix mewawancarai 134 jurnalis dari 35 perusahaan berita yang tersebar di Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman, serta 36 ahli dari berbagai industri, termasuk akademik, teknologi, kebijakan, dan sebagainya. 

Berikut hasil penelitian Felix yang dirangkum IDN Times.

Baca Juga: ChatGPT, AI, Masa Depan Jurnalisme dan Media

1. AI meningkatkan efektivitas dan produktivitas pembuatan berita

Penerapan AI Mengubah Dunia JurnalismeIlustrasi teknologi kecerdasaan buatan AI (freepik.com/freepik)

Felix menjelaskan, salah satu pendorong utama penggunaan AI dalam industri jurnalisme adalah bagaimana teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi.

Salah satu manager yang diwawancarai oleh Felix mengatakan, pendorong besar di balik penggunaan teknologi AI, dalam bentuknya yang paling sederhana adalah otomatisasi untuk mencapai peningkatan efisiensi dan produktivitas.

Pada dasarnya, AI digunakan untuk menyelesaikan masalah atau tugas kompleks yang membutuhkan waktu banyak, seperti mengakses data dan mentranskripsikan wawancara. 

Demikian pula, seorang jurnalis di sebuah perusahaan berita di Inggris menjelaskan bagaimana sistem arsip yang dibantu oleh AI terbukti sangat berharga, karena kemampuannya untuk menyederhanakan alur kerja selama adanya breaking news dengan tekanan tinggi. 

“Salah satu momen terberat kami di meja berita adalah ketika ada peristiwa seperti kematian selebriti dan sebagainya, dan kami perlu segera menemukan materi-materi dari arsip tentang peristiwa atau orang itu, jadi ini (arsip AI) sangat bagus untuk situasi seperti itu,” kata dia, saat diwawancarai oleh Felix. 

2. AI mampu meningkatkan kualitas atau kuantitas?

Penerapan AI Mengubah Dunia Jurnalismeilustrasi artificial intelligence (pixabay.com/tungnguyen0905)

Felix menjelaskan, integrasi AI ke dalam pekerjaan jurnalis sehari-hari menjadi lebih kompleks dibandingkan sekedar menggantikan tugas manusia dengan proses otomatis. Dia mengutip jawaban salah satu editor senior dari Inggris yang diwawancarai. 

“Tugas jurnalisme adalah menemukan hal-hal yang belum ada di internet. Kecerdasan buatan tidak akan mampu melakukan hal itu,” kata editor tersebut. 

Terkait ini, Felix menggarisbawahi peran jurnalis yang dapat membangun network penuh dengan sumber-sumber terpercaya yang dapat dihubungi untuk kepentingan berita atau wawancara. Hal tersebut tidak dapat diambil alih oleh AI. 

Selain itu, AI dapat menimbulkan demand baru kepada industri jurnalisme. Salah satu hal yang Felix pertanyakan adalah apakah efisiensi yang dapat diraih oleh AI akan menghasilkan tekanan terhadap jurnalis untuk memproduksi lebih banyak konten. 

“Dengan kata lain, pertanyaannya adalah apakah AI akan memfasilitasi peningkatan kualitas atau kuantitas,” ujar Felix. 

Bahkan dengan kumpulan data yang besar, masih ada kejadian di mana pemeriksaan oleh manusia perlu dilakukan. 

Baca Juga: 7 AI Paling Banyak Digunakan 2023, ChatGPT Juaranya

3. Beberapa perusahaan platform meningkatkan pengembangan AI

Penerapan AI Mengubah Dunia JurnalismeIlustrasi ChatGPT (Pexels/Matheus Bertelli)

Felix juga menjelaskan adanya peningkatan pengembangan AI oleh perusahaan-perusahaan platform seperti Facebook (Meta), Google (Alphabet), X, Apple, dan TikTok (ByteDance).

Para perusahaan platform tersebut dapat mengarahkan audience mereka ke konten berita melalui mesin pencari, serta menjadi pemimpin dalam pengembangan AI. 

Beberapa platform pun juga mendanai proyek-proyek riset dan jurnalisme. Hal ini tidak hanya membuat perusahaan berita semakin tergantung terhadap mereka, tetapi juga membuat mereka mengalihkan perhatian user di dunia digital. 

Namun demikian, Felix mengatakan, ketergantungan tersebut bukan lahir dari kebutuhan, melainkan keinginan. Salah satu alasannya adalah karena pengembangan dan implementasi AI kadang tidak hanya mahal, tetapi juga hampir mustahil. 

“Daya komputasi yang dibutuhkan untuk melatih model AI yang besar sangatlah mahal, begitu pula dengan merekrut personal yang terampil untuk itu,” kata dia.  

Oleh karena itu, banyak perusahaan berita yang bekerja sama dengan platfrom-platform tersebut. 

4. AI dapat membatasi otonomi perusahaan berita

Penerapan AI Mengubah Dunia Jurnalismekecerdasan buatan (east.vc)

Felix mengatakan, banyak dari orang yang diwawancarai mengekspresikan kekhawatiran bahwa sistem AI dari penyedia eksternal dapat melemahkan otonomi perusahaan berita mereka sendiri.

Sebab, AI dapat membatasi pengambilan keputusan para jurnalis internal. Selain itu, juga soal isu bias dalam teknologi yang disediakan perusahaan platform AI. 

Satu jurnalis data dari Jerman yang diwawancarai oleh Felix mengemukakan, “jika saya mengirimkan beberapa gambar (untuk dianalisis) ke Google API (Application Programming Interface) dan hasilnya seharusnya memberitahu saya apa isi gambar tersebut, maka saya tidak tahu bagaimana (AI) itu dilatih atau diprogram.”

Dia menambahkan bahwa hal itu tentu akan berpengaruh pada berita yang ingin dia buat. 

Lebih jauh lagi, seiring dengan semakin pentingnya model AI yang canggih dalam dunia jurnalisme, keseimbangan kekuatan situs berita akan semakin mengarah pada perusahaan teknologi yang menyediakan akses terhadap teknologi AI itu.

5. AI tidak menjamin produk jurnalisme menjadi lebih bagus

Penerapan AI Mengubah Dunia Jurnalismeilustrasi artificial intelligence (pixabay.com/tungnguyen0905)

Hingga sekarang, di ruang redaksi AI lebih banyak digunakan untuk membantu para jurnalis dalam proses pembuatan berita, bukan menggantikan. Namun demikian, sulit untuk diperkirakan berapa lama hal ini dapat dipertahankan. 

Felix menjelaskan bahwa mudah untuk membayangkan kondisi di mana teknologi Large Language Models (LLM), program AI yang dapat menganalisis teks dan memproses bahasa, mengambil alih pekerjaan para editor dan ilustrator, khususnya di perusahaan-perusahaan yang sumber dayanya terbatas.

Dalam skenario seperti ini, akan sulit untuk berargumentasi bahwa AI hanya berperan sebagai teknologi yang hanya “memaksimalkan” proses pembuatan berita. 

Selain itu, Felix juga mengatakan bahwa penggunaan AI tidak menjaminkan produk jurnalisme menjadi lebih bagus. 

“Tidak ada AI yang bisa menyampaikan kengerian perang dengan cara pergi ke zona perang secara langsung dan berbicara dengan ibu dari anak-anak yang kelaparan, tidak bisa juga AI mendapatkan kepercayaan dari seorang pengungkap fakta (whistleblower) yang dapat memberitakan aksi korupsi skala besar,” ujar Felix. 

6. Penggunaan AI dapat melemahkan peran berita

Penerapan AI Mengubah Dunia JurnalismeIlustrasi berita (Pexels/Lisa Fotios)

Meskipun perusahaan berita tradisional terus memegang kendali besar atas apa yang bisa dan tidak bisa dijadikan berita, kendali mereka telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir yang disebabkan oleh bangkitnya media digital. 

Selain itu, penggunaan AI oleh perusahaan platform mungkin akan semakin melemahkan peran berita secara struktural. Menurut Felix, hal ini sudah banyak terjadi. 

Banyak platform media kini berperan dalam membentuk apa yang dikonsumsi oleh kaum digital. Ini dapat dilakukan melalui penggunaan AI mereka untuk menentukan peringkat, kurasi, memfilter, dan banyak membuat dan menampilkan informasi di platform media sosial dan mesin pencari mereka. 

“Perusahaan berita telah memainkan–dan akan terus memainkan–peran dalam semua hal ini, terutama sebagai penyedia informasi yang dapat ditemukan melalui pencarian atau melalui media sosial,” kata Felix.

Baca Juga: Penerapan AI Dukung Kinerja Jurnalis Lebih Cepat dan Efisien

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya