Perangi COVID-19, Hal Ini Buktikan Kuatnya Kolaborasi Bangsa Indonesia

TFRIC19 aplikasikan new normal untuk capai tujuan bersama

Jakarta, IDN Times - Tanggal 20 Mei 2020 ini menorehkan sejarah baru bagi Indonesia. Sejumlah produk inovasi buatan anak bangsa untuk penanganan COVID-19 telah resmi diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. TFRIC19 (Task Force Riset Inovasi dan Teknologi untuk Penanganan COVID-19) sebagai satuan khusus bentukan BPPT pun turut berbangga hati akan pencapaian-pencapaian lain yang telah diraih oleh beberapa pihak gabungan lain.

1. Sumbangsih TFRIC19 untuk Indonesia

Perangi COVID-19, Hal Ini Buktikan Kuatnya Kolaborasi Bangsa IndonesiaDok. BPMI Setpres

Menanggapi peluncuran produk inovasi oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, BPPT sebagai koordinator TFRIC19 pun memberi tanggapannya melalui sebuah virtual conference yang juga dihadiri oleh banyak anggota gabungan TFRIC19, seperti akademisi, pelaku bisnis/industri, pemerintahan, dan perekayasa serta ilmuwan. Melalui kerja keras selama 3 bulan terakhir, terdapat 5 produk unggulan yang telah diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pagi tadi: non-PCR diagnostic test, PCR test-kit, laboratorium uji PCR dan sequencing, sistem informasi dan aplikasi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) beserta data Whole Genome Sequencing COVID-19 origin orang Indonesia yang terinfeksi, dan sarana dan prasarana deteksi, termasuk penyediaan logistik kesehatan dan ekosistem inovasi dalam menangani pandemi COVID-19, mulai dari Emergency Ventilator, hingga Mobile Lab BSL-2. 

Pembiayaan yang diperoleh dari gerakan crowdfunding Indonesia PASTI BISA khusus digunakan untuk membiayai proses penelitian, pengembangan, dan pendistribusian test-kit qRT-PCR lokal yang selama ini dilakukan oleh Sub Task Force 2.

2. Kembangkan ekosistem kolaborasi menurut BPPT

Perangi COVID-19, Hal Ini Buktikan Kuatnya Kolaborasi Bangsa IndonesiaZoom Call BPPT dan Task Force Riset dan Inovasi untuk Penanganan COVID-19

Hammam Riza selaku Kepala BPPT menyatakan, “Selama beberapa bulan terakhir, kita telah mendiskusikan banyak hal tanpa bertatap muka. Bahkan ada pihak-pihak baru yang saya lihat melalui konferensi virtual ini. Ketidakmungkinan kita untuk bertemu secara fisik membawa sebuah bukti bahwa kita telah mampu bekerja di New Normal. Di era ini, kita berhasil menciptakan bantuan buat NKRI di tengah serangan COVID-19 yang malah semakin menyebar luas di seluruh pelosok Indonesia.” 

Bagi BPPT, ada satu hal yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia, terutama ketika ketahanan nasional kita diuji dan ketergantungan impor masih membuat kita merasa tak berdaya. “Inilah saatnya kita lakukan pembelajaran nasional untuk benar-benar memperkuat industri hulu dan antara kita. Inovasi teknologi untuk substitusi impor kini juga harus jadi prioritas. Kolaborasi inovator, peneliti, perekayasa akhirnya terimplementasi dan ini seharusnya bisa jadi role model ekosistem penemuan agar bisa kita kembangkan secara lebih bagus dan matang. Kuncinya adalah 3S: solid, smart, dan speed,” tegas Hammam.

3. Repurpose untuk raih tujuan yang “tak terjangkau”

Perangi COVID-19, Hal Ini Buktikan Kuatnya Kolaborasi Bangsa IndonesiaZoom Call BPPT dan Task Force Riset dan Inovasi untuk Penanganan COVID-19

Dalam waktu 2 bulan, gerakan Indonesia PASTI BISA yang diprakarsai oleh East Ventures telah mencapai target dana Rp10 M. Dengan nilai gotong royong yang selalu digadang-gadang, 50.000 qRT-PCR pertama Indonesia akhirnya dapat selesai diproduksi. Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, mengatakan, “Nilai selain gotong royong yang saya yakini adalah repurpose, ya, yaitu membentuk suatu tujuan baru, disrupt ourselves. Saya tidak memiliki latar belakang kesehatan, namun sering berurusan dengan banyak startup, paling tidak saya mengerti arti optimisme. Memanfaatkan koneksi yang ada, East Ventures adakan penggalangan dana publik, instead of komersial. Nusantics sebagai salah satu perusahaan portofolio East Ventures juga melakukan repurpose. Dia, ‘kan, sebenarnya industri kecantikan.”

Revata Utama, CTO dan Co-founder of Nusantics, mengonfirmasi hal tersebut, “Iya, jadi Nusantics ini adalah sebuah startup berbasis biotech yang fokus ke microbiome untuk gaya hidup sehat dan berkesinambungan. Kami repurpose teknologi yang ada di kami untuk mewujudkan test-kit qRT-PCR tersebut sambil terus bergotong-royong dengan beberapa pihak lain, termasuk Bio Farma.”

4. Bio Farma telah cicil distribusi ke 16 titik

Perangi COVID-19, Hal Ini Buktikan Kuatnya Kolaborasi Bangsa IndonesiaDok. Bio Farma

Sejumlah 45 target episentrum COVID-19 telah ditentukan oleh BPPT.  Bio Farma bersama GMS-DENSO telah rampung mengantarkan 16 di antaranya ke sejumlah wilayah di seluruh Indonesia, seperti Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya, RSUP dr. Sardjito Yogyakarta, Laboratorium Litbangkes Aceh, Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang, dan yang lain. Direktur Pemasaran, Penelitian & Pengembangan Bio Farma, yaitu Sri Harsi Teteki, menyatakan, “Pemilihan lokasi didasarkan oleh prinsip 3T, yakni tepat laboratorium, tepat jumlah, dan tepat waktu. Kita juga harus kompilasi data dari gerakan Indonesia Pasti Bisa, Kemenkes. Manfaatkan pula peta penyebaran COVID-19 yang paling update sebelum nantinya qRT-PCR ini dibagikan dan digunakan oleh masyarakat Indonesia secara gratis.” Berbicara tentang agenda penyelesaian produksi 100.000 test-kit, Sri memperkirakan bahwa semua akan selesai sebelum akhir Mei 2020.

Topik:

  • Amelia Rosary

Berita Terkini Lainnya