Amien Rais Ancam KPU, Fadli Zon: Itu Hanya Retorika

Jakarta, IDN Times - Dewan Penasehat Persaudaraan Alumni 212 Amien Rais, sempat menitip pesan kepada KPU dalam audiensinya bersama Forum Umat Islam (FUI), Jumat (1/3) kemarin.
Dalam pesannya, Amien Rais ingin KPU melakukan audit forensik IT. Apabila hasilnya tidak bersih, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan mundur dari kontestasi Pilpres 2019. Lalu, benarkan ancaman Amien Rais itu suara langsung dari Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga?
1. BPN sebut ancaman Amien Rais hanya retorika
Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Fadli Zon menganggap, ancaman Amien Rais tersebut hanya sebuah retorika. Amien Rais dipandang hanya ingin mendorong proses pemilu yang bersih.
"Itu kan retorika, artinya Pak Amien mendorong KPU benar-benar bersih dan mau menerima aspirasi dari pihak kami untuk melakukan audit forensik, karena audit forensik menentukan juga jalannya pemilu ini berjalan dengan bersih, jujur, adil, demokratis atau tidak. Itu permintaan yang sangat wajar," ujar Fadli usai Deklarasi Pas 02 Muda di Jalan HOS Tjokroaminoto No 93, Jakarta Pusat, Sabtu (2/3/2019).
2. Amien Rais lakukan 'control fair'
Lebih lanjut, Fadli menyebut perlu ada kontrol dari masyarakat dalam proses pengawasan Pemilu 2019. Oleh karena itu, penyataan Amien Rais menurut Fadli adalah bentuk control fair.
“Supaya KPU tetap independen, jangan menjadi suatu penyelenggara yang berpihak, saya kira itu peringatan. Dan itu diperlukan supaya ada pengawasan dan kontrol fair masyarakat dan dari dua belah pihak," jelasnya.
3. Ucapan Novel Bamukmin untuk membubarkan KPU Juga Retorika
Sementara itu, Ketua Media Center PA 212 Novel Bamukmin, yang hadir saat aksi di depan KPU, sempat menyerukan soal pembubaran KPU jika lembaga penyelenggara Pemilu itu terbukti tidak netral. Kembali, Fadli menilai apa yang disampaikan Novel tersebut sebagai sebuah retorika.
"Itu retorika juga, saya kira itu bagian upaya pengawasan, jangan semua diartikan secara harfiah, kita bangsa yang sudah beradab, jadi ada dalam kata itu kata yang konotatif dan denotatif. Kalau konotatif itu ada kiasan-kiasan, jadi jangan mundur ke belakang dalam literasi, apalagi retorika politik, bisa aja," tutur Fadli.
4. Dengan retorika Pemilu akan berkualitas?
Ditanya soal apakah pernyataan Amien Rais dan Novel Bamukmin tersebut mendelegitimasi (membatalkan legitimasi) KPU atau tidak, Fadli justru menganggap pernyataan keduanya akan membuat Pemilu lebih berkualitas.
"Saya kira justru menjadikan Pemilu lebih berkualitas kalau dikontrol, kalau tidak dikontrol malah terjadi delegitimasi. Ada waktu bagi KPU untuk memberikan kepercayaan kepada semua pihak, termasuk BPN, masyarakat yang mendukung Prabowo-Sandi, supaya hasilnya fair, kalau fair semua menerima," tutur Wakil Ketua DPR itu.
"Kalau ada wasit berpihak itu bahaya, aparat keamanan juga harus tidak berpihak. Jangan ada aparat penegak hukum melakukan kampanye terselubung dengan menggunakan tangan kekuasaan, itu berbahaya," bebernya.