6 Fakta Jampidsus Diduga Dikuntit Densus 88, TNI Turun Gunung?

Kejagung harap Jampidsus baik-baik saja

Jakarta, IDN Times - Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Kejaksaaan Agung (Jampidsus Kejagung), Febrie Adriansyah diduga dikuntit anggota Detasemen Khusus (Densus) Antiteror Polri di salah satu restoran di Cipete, Jakarta Selatan.

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Ketut Sumedana, mengaku telah mencoba mengonfirmasi peristiwa tersebut ke Jampidsus. Namun, Jampidsus tak kunjung merespons.

“Saya telepon Pak Jampidsus belum angkat. Sampai saat ini saya tidak mendapatkan info apa pun terkait hal itu,” kata Ketut saat dihubungi, Jumat (24/5/2024) lalu.

Kendati demikian, Ketut memastikan, jampidsus dalam keadaan aman. Ia berharap tak ada apa-apa usai penguntitan itu.

"Nggak apa-apa (aman). Mudah-mudahan gak ada apa-apa ya,” imbuhnya.

Berikut sejumlah fakta terkait kasus penguntitan terhadap Jampidsus Febrie Adriansyah.

1. Kejagung "diteror" Brimob

6 Fakta Jampidsus Diduga Dikuntit Densus 88, TNI Turun Gunung?Puluhan kendaraan Brimob mengelilingi Gedung Kejagung pada Senin (20/5/2024) malam. (Dok.Istimewa)

Kejagung "diteror" oleh Brimob dengan berkonvoi mengelilingi Gedung Kejagung RI pada Senin (20/5/2024) malam. Berdasarkan video yang diterima IDN Times, iring-iringan itu terdiri dari dua mobil rantis dengan dikawal lebih dari 20 motor trail. Mereka terlihat berboncengan memakai seragam lengkap dengan senjata laras panjang. 

Mereka berkonvoi memutari gedung Kejagung  dari Jalan Bulungan ke arah Jalan Panglima Polim kawasan Blok M sebanyak lebih dari tiga kali.

Kemudian, sirine menyala sepanjang perjalanan. Puluhan personel Brimob itu berkendara dengan kecepatan cenderung pelan.

Baca Juga: Kejagung Tambah Pengamanan dari TNI  Usai Diputari Konvoi Brimob

2. Kejagung pertebal pengamanan

6 Fakta Jampidsus Diduga Dikuntit Densus 88, TNI Turun Gunung?Puluhan kendaraan Brimob mengelilingi Gedung Kejagung pada Senin (20/5/2024) malam. (Dok.Istimewa)

Setelah peristiwa itu, Kejagung memperketat pengamanan dengan menambah personel keamanan dari TNI. Anggota Polisi Militer (PM) maupun Angkatan Darat pun akhir-akhir ini terlihat bersiaga di sekitar Gedung Kartika, tempat Jampidsus Febrie Ardiansyah berkantor.

Lebih dari tiga mobil dinas PM Angkatan Laut berjaga-jaga di gerbang sebelah barat kompleks Kejagung yang berada di Jalan Bulungan.

Baca Juga: Puspen TNI Buka Suara Alasan Polisi Militer Jaga Gedung Kejagung RI

3. Penebalan pengamanan karena Kejagung tangani kasus besar

6 Fakta Jampidsus Diduga Dikuntit Densus 88, TNI Turun Gunung?Kapuspenkum Kejagung, Ketut Sumedana (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Ketut Sumedana mengatakan, penebalan pengamanan itu dilakukan karena Kejagung saat ini sedang menangani perkara-perkara besar.

“Peningkatan keamanan biasa-biasa saja itu kan. Kita lagi menangani perkara gede, eskalasi pengamanan harus kita tingkatkan," kata Ketut.

4. Alasan TNI jaga gedung Kejagung RI

6 Fakta Jampidsus Diduga Dikuntit Densus 88, TNI Turun Gunung?Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung Kuntadi (kanan) didampingi Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung Ketut Sumedana (kiri) memberikan keterangan pers terkait kasus tindak pidana korupsi dalam tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah tahun 2015-2022 di Kejagung, Jakarta, Senin (1/4/2024) (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Pusat Penerangan (Puspen) TNI angkat suara perihal keberadaan polisi militer (POM) yang menjaga Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung) RI.

Kapuspen TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar menjelaskan, tindakan ini diambil berdasarkan nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani kedua lembaga pada 6 April 2023 lalu.

Nugraha memastikan, bantuan personel oleh polisi militer untuk menjaga Gedung Kejagung RI berjalan seperti biasanya sampai hari ini. Adapun, MoU itu tertuang dalam MoU Nomor 4 Tahun 2023 dan MoU Nomor NK/6/IV/2023/TNI pada tanggal 6 April 2023.

"Pengamanan Kejaksaan Agung oleh Polisi Militer TNI dilaksanakan dengan dasar Kejaksaan Agung dan TNI menandatangani MoU,” kata Nugraha.

5. Jampidsus dikuntit oleh Anggota Densus 88?

6 Fakta Jampidsus Diduga Dikuntit Densus 88, TNI Turun Gunung?Jampidsus Kejagung, Febrie Adriansyah (dok. Pusat Penerangan Hukum Kejagung)

Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Kejaksaaan Agung (Jampidsus Kejagung) Febrie Adriansyah diduga dikuntit oleh anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di salah satu restoran di Cipete, Jakarta Selatan pada pekan lalu.

Dari enam anggota Densus 88 yang diduga terlibat, Polisi Militer yang melekat mengamankan Jampidsus berhasil menangkap satu penguntit yakni Bripda IM.

IDN Times sudah menghubungi Juru Bicara Densus 88, Aswin Siregar melalui sambungan telepon, tapi tak pernah ada respons. 

Dari informasi yang diterima IDN Times, penguntitan itu diduga dipimpin oleh salah satu anggota Polda Jawa Tengah berpangkat Kombes dengan misi ‘Sikat Jampidsus’.

Terkait informasi tersebut, IDN Times sudah menghubungi Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi melalui pesan WhatsApp, namun belum ada respons hingga berita ini tayang.

Baca Juga: Profil Jampidsus Kejagung Febrie Ardiansyah

6. Kasus besar yang ditangani Kejagung

6 Fakta Jampidsus Diduga Dikuntit Densus 88, TNI Turun Gunung?Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung Kuntadi (kanan) didampingi Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung Ketut Sumedana (kiri) memberikan keterangan pers terkait kasus tindak pidana korupsi dalam tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah tahun 2015-2022 di Kejagung, Jakarta, Senin (1/4/2024) (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Adapun, Kejagung saat ini tengah mengembangkan kasus dugaan tindak pidana korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk periode 2015 sampai 2022.

Total sudah ada 21 tersangka, enam di antaranya dilapis dengan pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Mereka adalah Direktur Utama PT Sariwiguna Bina Sentosa, Robert Indarto (RI), Manager PT Quantum Skyline Exchange (QSE) Helena Lim (HL) dan perpanjangan tangan dari PT Refined Bangka Tin (RBT) Harvey Moeis.

Kemudian, Sugito Gunawan (SG) selaku Komisaris PT Stanindo Inti Perkasa, Pemilik manfaat atau benefit official ownership CV Venus Inti Perkasa Tamron alias Aon (TN) dan Dirut PT RBT, Suparta.Selain itu, penyidik telah memblokir 66 rekening dan menyita 187 bidang tanah dan bangunan. Semua diduga terkait korupsi timah.

“Penyitaan terhadap sejumlah uang tunai, 55 unit alat berat, dan 16 unit mobil,” ujar Ketut.

Kejagung juga telah menyita aset berupa enam smelter di Kepulauan Bangka Belitung, dengan total luas bidang tanah 238.848 meter persegi, serta satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Tangerang Selatan, Banten.

“Lalu untuk enam smelter akan ditindaklanjuti dengan pengelolaan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sehingga tindakan penyitaan yang dilakukan tetap menjaga nilai ekonomis dan tidak memberikan dampak sosial,” kata Ketut.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya