BMKG-PVMBG Rancang Sistem Peringatan Dini Antisipasi Lahar Dingin Sumbar

BMKG rancang EWS berbasis komunitas

Jakarta, IDN Times - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus berkoordinasi dengan lintas sektor dalam rangka mempercepat penanganan darurat banjir lahar dingin atau galodo di Sumatra Barat.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan, saat ini BMKG dan PVMBG telah menyusun rancangan sistem peringatan dini yang efektif terhadap adanya potensi bencana banjir lahar seperti yang terjadi pada pertengahan Mei 2024 lalu.

“Berbagai evaluasi dilakukan oleh kedua lembaga (BMKG dan PVMBG) untuk menyusun rancangan sistem peringatan dini yang efektif,” kata dia dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu (26/5/2024).

“Saat ini BMKG mengusulkan penguatan dan monitoring terkait peringatan dini bencana banjir dan longsor yang ada di sekitar Gunungapi Marapi,” imbuh dia.

1. BMKG rancang sistem peringatan dini berbasis komunitas

BMKG-PVMBG Rancang Sistem Peringatan Dini Antisipasi Lahar Dingin SumbarDampak banjir lahar dingin. IDN Times/Andri NH

Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang Suaidi Ahadi mengungkapkan model sistem peringatan dini yang sedang dirancang tim BMKG adalah sistem peringatan dini berbasis komunitas.

Dia menjelaskan, peringatan dini itu berupa pemasangan alat monitoring sungai dengan menggunakan radar yang dapat memonitor tingkat ketinggian air sungai.

Berdasarkan, hasil pemantauan sungai di wilayah terdampak galodo memiliki jenis sungai intermitten. Jenis sungai ini memiliki aliran air yang sangat tergantung pada musim, yaitu melimpah pada musim penghujan air dan mengering pada saat musim kemarau.

“Sungai intermitten ini memiliki fluktuasi yang sangat ekstrem antara musim,” ujar dia.

Baca Juga: Jokowi Beri Santunan Rp15 Juta Korban Meninggal Banjir Bandang Sumbar

2. Begini cara kerja sistem peringatan dini tersebut

BMKG-PVMBG Rancang Sistem Peringatan Dini Antisipasi Lahar Dingin SumbarDampak banjir lahar dingin. IDN Times/Andri NH

Sederhananya, peringatan dini ini adalah mengkonfirmasi peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG dari cuaca dan getaran tanah (microtremor).

Jika alarm peringatan dini tersebut berbunyi, maka komunitas siaga bencana yang dimiliki oleh wali nagari disekitar Gunungapi Marapi dapat langsung berkoordinasi untuk melakukan evakuasi mandiri.

BMKG telah menghitung kebutuhan sistem tersebut untuk jenis ini sebanyak 23 titik untuk wilayah Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Padang Panjang yang mengelilingi luncuran sungai yang berhulu ke Gunungapi Marapi.

“Harapannya, jika ke-23 titik EWS sungai ini terpasang maka akan selamanya terbangun komunitas peringatan dini dan evakuasi dari nagari,” kata dia.

BNPB saat ini juga tengah melaksanakan survei lokasi titik pemasangan sistem peringatan dini. Survei dilakukan dengan menggunakan teknologi drone maupun dengan pemantauan aerial dari helikopter.

Usulan BMKG ini nanti akan dibicarakan lebih detil dengan PVMBG dan usulan-usulan lain yang disampaikan oleh akademisi kepada BNPB sehingga perangkat EWS yang dibangun nantinya benar-benar bisa menjawab kebutuhan informasi di tingkat masyarakat.

Baca Juga: Risma Cek Lokasi Posko Pengungsian Lahar Dingin Marapi yang Dipindah 

3. Jokowi tinjau banjir lahar di Sumbar

BMKG-PVMBG Rancang Sistem Peringatan Dini Antisipasi Lahar Dingin Sumbarpotret Presiden Joko Widodo saat bersosialisasi (instagram.com/jokowi)

Presiden Joko “Jokowi” Widodo meninjau lokasi banjir bandang dan lahar dingin di Kabupaten Agam, Sumatra Barat pada Selasa (21/5/2024) lalu.

Kepala Negara mengungkapkan, penanganan bencana di Agam dan Tanah Datar sudah berjalan baik, dimulai sejak proses evakuasi hingga penanganan pengungsi.

“Penanganan bencana di Agam dan Tanah Datar sudah berjalan baik, dimulai sejak evakuasi korban dan penanganan pengungsi,” ujar dia.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya