Jusuf Kalla Bertemu Pimpinan Hamas, Mediasi Konflik Israel-Palestina

Pertemuan berlangsung tiga jam secara tertutup

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) bertemu dengan Pejabat Biro Politik dan Wakil Kepala Urusan Internasional Hamas Dr. Bassem Naim di Kuala Lumpur, pada Minggu (5/5/2024).

Dalam pertemuan yang berlangsung secara tertutup itu, keduanya membahas mengenai invasi Israel terhadap Palestina yang masih berlangsung hingga hari ini.

Anggota delegasi JK, Hamid Awaludin mengungkapkan, pembantaian terhadap warga Palestina di Gaza sudah termasuk motif genosida. Hal tersebut disampaikan, setelah mendengar penjelasan dari Bassem Naim.

Menurut dia, dunia memang telah mengutuk keras tindakan kejam Israel terhadap bangsa Palestina, kecuali Amerika Serikat, sebagai sekutu Israel.

"Dunia pun sudah mengutuk tindakan kejam Israel tersebut, kecuali Amerika Serikat. Namun seperti yang kita tahu Presiden AS Joe Biden dan PM Israel Benjamin Netanyahu kewalahan sendiri menghadapi rakyatnya yang memprotes tindakan pemerintah Israel," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (6/5/2024).

Baca Juga: Israel Beri Waktu 1 Minggu untuk Hamas Sepakati Gencatan Senjata

1. Pertemuan JK dan pimpinan Hamas berlangsung tiga jam secara tertutup

Jusuf Kalla Bertemu Pimpinan Hamas, Mediasi Konflik Israel-PalestinaWapres ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) melakukan Pertemuan dengan delegasi Hamas yang dipimpin Pejabat Biro Politik dan Wakil Kepala Internasional Hamas Urusan Internasional Dr. Bassem Naim. (dok. Media Tim JK)

Hamid menjelaskan, diskusi antara JK dan perwakilan Hamas berlangsung selama tiga jam. Pertemuan itu berlangsung secara tertutup.

Dia mengatakan, upaya untuk mengakhiri konflik secara permanen antara Israel dan Palestina sudah dilakukan oleh JK bersama tim, sekitar Juli dan pertengahan Oktober 2023 lalu. Namun pembicaraan sempat terhenti akibat serangan yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023.

“Pertemuan ini bermula ketika salah satu pimpinan Hamas mengontak Profesor Hamid Awaludin (mantan Menkumham RI) untuk bisa diatur, bisa bertemu dan berdiskusi dengan Pak JK, pada Minggu 5 Mei 2024 di tempat yang telah ditentukan," kata dia.

2. Hamas siap gantung senjata bila Israel akui kemerdekaan Palestina

Jusuf Kalla Bertemu Pimpinan Hamas, Mediasi Konflik Israel-Palestinailustrasi Iran vs Israel (IDN Times/Aditya Pratama)

Hamas menyatakan siap berdamai dengan Israel, jika kemerdekaan Palestina diakui berdasarkan perbatasan pada 1967. Pernyataan ini menjadi momentum yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pejabat Hamas, Khalil Al-Hayya mengatakan, pihaknya siap mengadakan gencatan senjata lima tahun. Ia bahkan memastikan bahwa sayap bersenjata gerakan itu akan dibubarkan dan melebur menjadi partai politik, jika langkah itu benar-benar diambil.

Ia menekankan bahwa pernyataannya ini merupakan sikap sementara dari Hamas, hingga warga Palestina benar-benar mempertahankan hak-hak mereka atas seluruh tanahnya.

"Semua pengalaman kelompok-kelompok yang melawan penjajah, ketika mereka merdeka dan mendapatkan hak-haknya dan negaranya, apa yang dilakukan kekuatan-kekuatan ini? Mereka menjadi partai politik, dan kekuatan tempur pelindungnya menjadi tentara nasional,” katanya, dilansir Jerussalem Post.

3. Netanyahu enggan berikan kemerdekaan untuk Palestina

Jusuf Kalla Bertemu Pimpinan Hamas, Mediasi Konflik Israel-Palestinapotret Benjamin Netanyahu.(twitter.com/Prime Minister of Israel)

Belum ada pernyataan dari pemerintah Israel terkait hal itu. Namun dilansir Al Jazeera, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, sebelumnya telah menyatakan menolak kemerdekaan negara Palestina.

Isu kemerdekaan Palestina diserukan oleh sekutu dekat Israel, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu. Namun langkah tersebut tetap saja ditolak. 

Netanyahu berniat menghancurkan Hamas secara total dan memperoleh kendali atas Jalur Gaza demi mencapai keamanan sejati versinya. Konflik di Gaza kini masih terus berlangsung. 

Serangan kini difokuskan di wilayah Rafah, Gaza Selatan. Hingga saat ini, lebih dari 74 ribu warga Palestina tewas akibat konflik tersebut. Jutaan lainnya dalam kondisi kritis akibat krisis kemanusiaan yang terjadi.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya