Puan: Biarkan Rakyat Memilih Tanpa Intimidasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua DPR RI Puan Maharani mengungkapkan bahwa pemilihan umum (pemilu) adalah pesta rakyat sehingga biarkanlah rakyat yang memilih pemimpin yang akan datang tanpa ada intimidasi dari pihak manapun.
Hal tersebut disampaikan Puan Maharani menyikapi kritikan yang disampaikan sejumlah civitas akademisi dari berbagai perguruan tinggi terhadap pemerintah supaya menyelenggarakan pemilu secara langsung, umum bebas, rahasia, jujur dan adil.
"Pesta demokrasi adalah pestanya rakyat, biarkan rakyat menilai, biarkan rakyat yang memilih pemimpin yang akan datang tanpa intimidasi," kata Puan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (6/2/2024).
1. Puan dukung kritikan civitas akademika perguruan tinggi
Puan menyatakan mendukung atas kritikan yang disampaikan oleh sejumlah guru besar dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia terhadap pemerintah. DPR dikatakannya akan selalu mendukung supaya pemilu 2024 nanti dapat berjalan dengan jujur, adil. Kemudian seluruh aparat bersikap netral.
Menurut dia, kritikan yang disampaikan oleh sejumlah akademisi bentuk aspirasi bagaimana mereka mau menyuarakan agar Indonesia tetap bisa menjadi negara yang menjaga persatuan dan kesatuan.
"Menjaga aturan-aturan perundangan dan konstitusi di dalam koridornya," ucapnya.
2. Cak Imin klaim protes civitas akademika sejalan dengan agenda perubahan
Terpisah, cawapres nomor urut satu, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, mengklaim bahwa kritik yang disampaikan oleh civitas akademika dari sejumlah perguruan tinggi terkait pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo menjelang pemilu 2024 seirama dengan agenda perubahan.
Editor’s picks
Hal tersebut disampaikan Cak Imin seusai menerima deklarasi dukungan dari keluarga besar Alumni Pergurusan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) dan Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) kepada paslon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) di Kantor DPP PKB, Jakarta, Minggu (4/2/2024).
Cak Imin mengaku kaget dengan masifnya kritikan yang disampaikan oleh sejumlah akademisi dari perguruan tinggi terhadap jalannya demokrasi Indonesia. Menurut dia, protes itu sekaligus menjadi pengingat bagi pemerintah.
"Jadi protes dan pengingat ini isinya adalah agenda perubahan yang tanpa sengaja sama iramanya," kata Cak Imin.
Menurut Cak Imin, hal tersebut memberikan motivasi bagi pasangan Anies-Muhaimin (AMIN) untuk membawa agenda perubahan pada pemilu 2024.
"Kami menyambut baik dan membawa kami kepada motivasi yang semakin tinggi bahwa itu bukan sekadar koalisi perubahan tapi harapan seluruh kampus kampus besar dan guru besar di berbagai daerah," imbuhnya.
Baca Juga: Cak Imin Sentil Luhut Soal Tambang Nikel: Opung Gak Ngerti Mudarat
3. Cak Imin kecewa berat dengan respons istana
Lebih lanjut, Cak Imin mengajak semua pihak untuk sama-sama mendengarkan kritikan yang disampaikan oleh para civitas akademika perguruan tinggi. Ia pun kecewa dengan sikap istana yang menilai kritikan itu tidak lebih hanya sebatas agenda politik.
Menurut Cak Imin, sejumlah kritik yang disampaikan oleh para akademisi bukan gerakan politik, tapi murni gerakan moral dan urusan etika.
"Saya menghormati itu bukan gerakan politik, tapi itu betul-betul gerakan moral dan intelektual yang sudah turun gunung," kata dia.
"Saya kecewa dengan respons Ari Dwipayana yang juga alumni UGM merespons itu yang membawakan ke urusan politk," imbuhnya.
Baca Juga: Pakar UGM: Putusan DKPP soal Ketua KPU Langgar Etik Sangat Terlambat