Ketua Amirulhaj yang juga Menteri Agama Nasarudin Amir saat meninjau tenda-tenda jemaah di Arafah, Makkah, Arab Saudi, Senin petang (2/5/2025). (Media Center Haji 2025)
Menag menyebutkan tidak ada perbaikan berarti untuk persiapan di Armuzna, hanya bagian dekorasi untuk menambah suasana tenda-tenda jemaah menjadi lebih nyaman.
"Ya sekarang ini tinggal dandanan dekorasi-dekorasinya, kalau seperti tahun-tahun yang lalu memang ada lampu-lampunya. Ini sudah mulai dipasang lampunya, jadi malam-malam ini nanti akan sangat indah kelihatan," katanya.
Amirulhaj juga kembali mengingatkan kepada jemaah agar disiplin selama persiapan dan pada saat pelaksanaan puncak haji. Amirulhaj juga mengingatkan agar jemaah tidak keluar tenda selama di Armuzna, karena cuaca panas ekstrem membahayakan jemaah.
"Imbauan kepada jemaah kita itu agar tetap mendisiplinkan dirinya, terutama dari segi waktu. Dan saya mengingatkan bahwa di padang Arafah ini kita tidak boleh mencabut rumput, tak boleh membunuh nyamuk, tak boleh menutup kepala bagi laki-laki, dan tidak boleh menyisir, tak boleh membuat kegaduhan, dan apalagi ini nanti panasnya lebih 50 derajat celsius," kata dia.
"Jadi ada instruksi dari pemerintah Saudi Arabia tanggal hari H-nya itu jam 10 sampai jam 4 itu tidak boleh keluar kemah. Kemudian juga tidak boleh naik ke Jabal Rahmah jam 10 sampai jam 4, dan mungkin nanti ada penjaga-penjaga kalau mau ya seperti itu," sambungnya.
Amirulhaj juga mengingatkan agar jangan sampai tertinggal bus pada saat di Arafah menuju Muzdalifah dan Mina. Ikuti imbuan-imbauan dari petugas haji, dan tetap menjaga citra baik masyarakat Indonesia pada saat ibadah haji.
"Tapi saya mengimbau kepada masyarakat Indonesia karena mobilitas kita sangat banyak, sangat cepat, lebih baik menghindari pergerakan-pergerakan jauh dari kemah. Nanti ketinggalan bus itu repot, nanti jadinya semuanya akan repot kalau satu orang saja ketinggalan, kan gak mungkin meninggalkan satu orang," kata dia.
"Tapi insyaallah pengakuan dari pemerintah Saudi Arabia, jemaah yang tertib paling santun, paling sedikit pelanggarannya selama ini adalah Indonesia. Mari kita pertahankan prestasi itu semoga masyarakat Indonesia betul-betul konsisten," imbuhnya.