Jakarta, IDN Times - Amnesty Internasional Indonesia menyampaikan penyesalan mendalam terhadap bertambahnya jumlah kematian terkait unjuk rasa dan penangkapan aktivis hak asasi manusia (HAM). Selain itu, mereka juga menyayangkan adanya penembakan gas air mata oleh aparat kepolisian di Kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan di Bandung.
“Kami menyesalkan bertambahnya jumlah kematian terkait unjuk rasa pekan lalu, begitu pula dengan penangkapan Delpedro Marhaen di Jakarta, Khariq Anhar di Banten, Syahdan Husein di Bali dan dua pendamping hukum dari YLBHI masing-masing di Manado dan Samarinda. Bahkan terakhir, muncul gejala pengerahan pamswakarsa yang dapat mendorong konflik horisontal di masyarakat. Ini semua menunjukkan negara memilih pendekatan otoriter dan represif daripada demokratik dan persuasif. Tuduhan pun memakai pasal-pasal karet yang selama ini dikenal untuk membubuhkan kritik. Ini harus dihentikan. Bebaskanlah mereka," kata Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, dilansir dari siaran pers Amnesty Internasional Indonesia, pada Rabu (3/9/2025).