Jakarta, IDN Times - Amnesty Internasional Indonesia (AII) menilai pidato Menteri Koordinator Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), Yusril Ihza Mahendra, di puncak hari HAM sekedar retorika kosong belaka. Sebab, fakta di lapangan justru membuktikan masih banyak kasus pelanggaran HAM belum diusut tuntas.
"Pidato Hari HAM Sedunia Menteri Yusril Ihza Mahendra hanya retorika kosong yang sangat mudah terbantahkan oleh fakta-fakta di lapangan, jika pemerintah mau membuka mata," ujar Direktur eksekutif AII, Usman Hamid, dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (11/12/2024).
Usman tak menampik memang sudah banyak landasan hukum atau aturan yang dibuat untuk menegakan HAM di Indonesia. Tetapi realita di lapangan masih jauh dari harapan.
"Retorika kosong ini hanya menegaskan kegagalan negara selama ini dalam menyelesaikan pengusutan kasus-kasus pelanggaran HAM, seperti pelanggaran HAM masa lalu dan melanggengkan budaya impunitas terhadap pelanggaran HAM yang dilakukan oleh aparat keamanan," tutur dia.
Pada puncak Hari HAM Sedunia yang dihelat pada 10 Desember 2024 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), mantan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) itu mengatakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berkomitmen penuh terhadap perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan HAM.
Padahal, kata Usman, Prabowo sendiri memiliki rekam jejak sebagai pelanggaran HAM berat masa lalu. Ia disebut ikut terlibat dalam penculikan aktivis pada 1997 hingga 1998, meskipun di pengadilan Prabowo tidak terbukti terlibat.