TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cisca dan Liem, Pelesiran Dua Sahabat yang Berujung Duka

Ibu Cisca hanya ingin menikmati indahnya Surabaya

IDN Times/Reza Iqbal

Surabaya, IDN Times – Pada Senin (14/5) malam, sekitar pukul 20.00 WIB, RS Bhayangkara kembali memulangkan dua jenazah. Jenazah yang pertama bernama Cisca Eddy Handoko (58 tahun), sedangkan jenazah kedua bernama Liem Gwat Nie (56 tahun) yang merupakan sahabat dari Cisca.

Keduanya adalah korban ledakan TKP Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) Surabaya. Masing-masing jenazah akan dibawa pulang menuju kota asalnya, yaitu Cirebon dan Tangerang. 

Baca juga: Wafat Saat Hadang Teroris, Risma Sebut Bayu sebagai Pahlawan

1. Cisca sedang berkunjung di Kota Pahlawan

Jenazah Cisca dan Liem dijemput keluarga masing-masing untuk dibawa pulang ke Cirebon dan Tangerang. IDN Times/Reza Iqbal

Menurut keterangan dari kakak iparnya, Tirta Subaidi (56), Cisca–yang merupakan warga asli Cirebon–datang ke Surabaya untuk mengikuti pameran batik di Grand City Surabaya. Dia sudah berada di Surabaya sejak Selasa (8/5). Dalam masa berkunjungnya tersebut, Ibu Cisca tertarik untuk berkeliling Surabaya.

Mendiang mencari rekomendasi gereja dengan desain antik di internet dan menemukan nama Gereja Santa Maria Tak Bercela. Dia lalu mengajaknya sahabatnya, Ibu Liem serta kakaknya untuk berkunjung ke sana.

“Setelah itu tidak ada kabar sama sekali (pada hari kejadian) karena hapenya ketinggalan. Saya coba kontak terus dan cari di banyak RS. Lalu ada rekomendasi untuk mengecek di RS Bhayangkara. Baru dari situ saya dapat menemukannya,” ujar Pak Tirta menjelaskan kebingungannya mencari informasi. 

Tidak ada pertanda apapun yang ditunjukkan oleh Cisca sebelum hari tragedi. “Beliau tetap ceria seperti biasanya,” lanjut Tirta. “Untuk kakak Ibu Cisca, beliau selamat karena tidak ikut ke gereja.”

2. Sementara Liem berniat menemani suaminya berobat

Max Suryatedja, anak bungsu Liem Gwat Nie, dalam keadaan duka mengirim jenazah ibunda ke Tangerang. IDN Times/Reza Iqbal

Berbeda halnya dengan Ibu Liem, menurut keterangan anak bungsunya, Max Suryatedja, sang ibu sempat menolak untuk pergi ke Surabaya. Beliau sebenarnya ingin berada di Tangerang untuk menemani suami.

“Hari itu Papa mau berobat. Nah, Mama mau nemenin Papa layaknya sebagai seorang istri. Cuma takdir berkata lain,” terang Max.

Max juga mengatakan bahwa Ibu Liem adalah salah satu korban yang terekam di CCTV Gereja SMTB.

Baca juga: [UPDATE] Bom Surabaya: 18 Orang Meninggal dari Pengeboman di 3 Gereja

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya