Mengenal Rumah-Rumah Pengasingan Soekarno
Soekarno sempat menjadi tahanan politik pemerintah Belanda
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Memperingati Hari Kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia, penting bagi anak bangsa melihat sejarah, di antaranya sejarah tentang Presiden pertama RI Soekarno. Tidak bisa dipungkiri Soekarno di antara sosok paling berjasa, karena membawa Indonesia merdeka seperti sekarang ini.
Di balik kemerdekaan yang berhasil diperjuangkan, ada cerita menarik lainnya yang juga perlu dikenali bagi generasi millennials. Salah satunya, saat Soekarno diasingkan oleh penjajah bangsa Indonesia.
Selama menjadi tahanan politik, Soekarno diasingkan di dua rumah berbeda. Pertama, Soekarno pernah diasingkan ke Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kemudian dia juga diasingkan di Bengkulu.
Baca Juga: Sejarah Peci, Soekarno Orang RI Pertama yang Memadukannya dengan Jas
1. Soekarno sempat frustrasi diasingkan ke Ende
Soekarno merasa frustrasi saat dirinya diasingkan ke Ende oleh pemerintah Hindia Belanda. Terbiasa berada di lingkungan yang ramai dan banyak berinteraksi dengan banyak orang, membuat Soekarno frustasi karena harus diasingkan di tempat yang sunyi.
Selama menjalani penasingan, Soekarno banyak mendapatkan pengawasan super ketat dari pemerintah Hindia Belanda. Ia mendekam di rumah pengasingan tersebut selama empat tahun pada 14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938.
Meski di tengah rasa frustrasi yang dihadapinya, Soekarno tidak pernah menyerah. Dia bangkit dan mulai menjalin komunikasi dengan warga sekitar. Semua kalangan diajaknya berkomunikasi, termasuk dari berbagai agama. Selain itu, Soekarno juga banyak menghabiskan waktu untuk membaca dan berdialog dengan banyak misionaris.
Baca Juga: 5 Kutipan Bijak Soekarno ini Mengajarkan Kamu Tentang Optimis