TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Radikalisme Meningkat di Kalangan Millennials, Ini Faktornya

Jihadnya mahasiswa ya cepat lulus bukan yang lain

IDN Times/Sukma Shakti

Jakarta, IDN Times - Rektor terpilih Universitas Brawijaya (Unibraw) Nuhfil Hanani mengatakan, salah satu faktor yang menyebakan terjadinya radikalisme di kalangan generasi millennials adalah lunturnya nilai-nilai nasionalisme. Hal tersebut disampaikan dalam diskusi di Aula Sekretariat Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK), Kalibata, Senin (11/6).

 “Jadi ternyata pernyebabnya pertama memang pada lunturnya nilai-nilai nasionalisme kita. Bisa kita lihat bahwa generasi kita ini bangga dengan negara-negara lain. Inilah yang mulai muncul di generasi saat ini. Kalau kita lihat di Jepang atau di negara-negara maju, sekolah mereka banyak yang mengajarkan tentang heroiknya pahlawan-pahlawan negara,” jelasnya. 

1. Radikalisme juga muncul dari ajaran Islam yang tidak tepat

Radikalisme

Nuhfil juga mengatakan, adanya radikalisme tersebut disebabkan oleh pemahaman seseorang akan agama Islam yang tidak tepat. Terutama mengenai jihad yang ada dalam ajaran Islam.

“Saya bukan orang yang ahli agama, jika ada orang yang pelit maka jihadnya adalah sodaqoh. Jika ada orang yang tidak rajin salat maka jihad yang utama adalah salatnya dirajinkan. Begitu pun dengan mahasiswa, mungkin jihadnya adalah cepat lulus kuliah dan tidak menjadi aktivis,” ucapnya. 

2. Faktor internal dan eksternal penyebab radikalisme masuk kampus

ANTARA FOTO/Rony Muharrman

Adanya celah yang membuat radikalisme dapat masuk dalam institusi pendidikan seperti perguruan tinggi juga disebabkan oleh dua faktor yakni internal dan eksternal. Faktor eksternal bisa berupa doktrin yang diterima dari luar negeri, atau pun orang yang keluar negeri.

“Sementara untuk faktor internalnya berupa kesenjangan ekonomi dan juga politik. Selain itu, masuknya ideologi tersebut juga tidak dapa dipisahkan dari kondisi orang itu sendiri, misalnya ketika dia sedang sedih, atau memiliki karier yang tidak baik. Itu bisa menjadi faktor masuknya ideologi tentang radikalisme di dalam dirinya,” ujarnya. 

Baca juga: BNPT Sebut 8 Universitas Rentan Radikalisme, Ini Kata Menristekdikti

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya