TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Ironisnya Masjid Ahmadiyah di Depok yang Masih Disegel

Jemaah terpaksa salat di luar masjid

IDN Times/Akhmad Mustaqim

Depok, IDN Times - Masjid Al Hidayah itu berdiri di  pinggir Jalan Raya Mochtar Rt03/01 Kelurahan Sawangan Depok, Jawa Barat. Tak banyak aktivitas di masjid ini. Maklum, sejak beberapa waktu lalu, masjid tersebut disegel.

Mulai dibangun pada 2002, keberadaan masjid tersebut mendapat perlawanan warga. Penyebabnya, antara lain, karena masjid itu milik jemaah Ahmadiyah. Sampai saat ini masjid tersebut masih tersegel.

Baca juga: Jemaat Ahmadiyah Ini Beberkan Tradisinya Saat Lebaran

1. Masjid dibangun di lahan wakaf milik jemaah

IDN Times/Akhmad Mustaqim

Masjid Al Hidayah dibangun di lahan milik salah seorang jamaah Ahmadiyah yang mewakafkan tanahnya untuk kepentingan rumah ibadah.

"Kami sudah lengkap izinnya. Izinnya bikin rumah ibadah. Ini pun tanah wakaf dari jamaah sekitar 900 meter persegi," kata seorang jamaah Amadiyah bernama Totok yang bertugas menjaga Masjid Al Hidayah saat ditemui IDN Times beberapa waktu lalu.

Totok tahu betul proses pembangunan masjid dari semenjak pondasi hingga berdiri dan disegel seperti saat ini. Pahit getir perjuangan membangun masjid benar benar dia alami bersama anggota Ahmadiyah lainnya.

"Saya dari nol sudah di sini, sejak pembangunan pondasi masjid saya di sini," ujarnya.

2. Biaya pembangunan masjid hasil urunan dari jemaah

IDN Times/Akhmad Mustaqim

Proses pembangunan masjid pun memakan waktu lama. Untuk seukuran Masjid Al-Hidayah mengabiskan waktu 10 tahun tentu sangatlah lama. Jika dibandingkan dengan masjid yang tak jauh dari sana, Masjid Dian Al Mahri atau Kubah Emas, saja hanya membutuhkan waktu 5 tahun dari awal pembangunan 2001 sampai selesai tahun 2006.

Lamanya proses pembangunan itu, menurut Totok, disebabkan oleh pembangunan masjid yang murni menggunakan uang jemaah Ahmadiyah. Pembangunan dimulai sejak 2002 dan baru selesai pada tahun 2013.

"Lama prosesnya. Kita nggak pernah minta-minta di jalanan. Kita dari anggota dari masing-masing anggota nyumbang baru selesai kemarin tahun 2013," lanjutnya.

3. Jemaah Ahmadiyah bergaul dengan warga sekitar

IDN Times/Akhmad Mustaqim

Sejak pertama proses pembangunan masjid sudah mulai digunakan untuk ibadah oleh jamaah Ahmadiyah. Mereka pun saat pembangunan masjid berbaur dengan masyarakat seperti biasa. Bahkan sampai sempat membuat turnamen sepak bola di sekitar masjid.

"Mulai ditempati dan dipakai ibadah sejak pertama dibangun dulu," ujarnya.

"Dari dulu kita aman aman saja membaur nggak ada msalah sama warga. Orang dulu sampai ngadain turnamen sepak bola. Yang ikut ya anak-sekitar sini," ucap Totok.

4. Meskipun disegel, Jemaah Masjid Al Hidayah masih salat berjemaah

IDN Times/Akhmad Mustaqim

Sementara itu, Masjid Al Hidayah biasa diisi oleh jamaah Ahmadiyah yang berada di sekitar Sawangan. Biasanya jamaah full saat Salat Jumat dan hari libur. Sebagai layaknya masyarakat, mereka pun berbaur di masyarakat seperti biasa.

"Masjid ini yang ngisi yang deket-deket aja ke sini. Kalau Jumatan full, kalau libur juga, kalau salat hari biasa kan mereka (jemaah) kerja. Mayoritas profesi ada yang karyawan buruh, saya kan pedagang bubur ayam keliling di daerah bintara," ujarnya.

Totok menceritakan mulai ada penolakan dari masyarakat sejak Masjid Al Hidayah jadi. Tapi saat itu segel yang dilakukan pemerintah kota depok masih tak begitu lama. Jemaah masih bisa masuk untuk melakukan ibadah di dalam masjid.

"Mulainya ada gejolak tahun berapa ya? Baru sekarang ini kok yang sampai disegel total. Tapi dulu segel-segel biasa aja kalau waktu salat ya kita masuk ibadah," ujar dia.

Baca juga: Sambut Tahun Baru, Jemaah Ahmadiyah Gelar Bersih-Bersih Sejumlah Kota

 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya