Cerita Perempuan ODHA yang Jadi Pendamping Anak dengan HIV dan AIDS
#AkuPerempuan Putri hidup sebagai ODHA sejak 2006
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Salah satu orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) Putri Cherry membagikan kisah perjuangannya mengahadapi sigma masyarakat. Ia mengaku memang tidak mudah menjadi ODHA lantaran sudah terdapat stigma negatif.
Kepada publik, Putri mengatakan daripada memikirkan apa kata orang mengenai dirinya, ia lebih fokus menjadi pendamping untuk anak dengan HIV dan AIDS.
"Kami bertugas untuk memberikan support (ke orang terdekat dari anak dengan HIV/AIDS), kita memberikan masukan juga untuk mengetahui kondisi anak tersebut," ujar Putri dalam acara "Mengakhiri Stigma HIV AIDS: Masyarakat yang Membuat Perubahan" oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) di Jakarta pada Jumat kemarin.
Dalam diskusi itu, Putri juga membagikan proses untuk bisa konsisten memperjuangkan keadilan ODHA. Lalu, bagaimana kisah Putri? Berikut ceritanya:
Baca Juga: Kalian Mengidap HIV/AIDS? Jangan Malu untuk Melapor dan Berobat
1. Anak dengan HIV dan AIDS memiliki fase marah dengan keadaan mereka
Putri menjelaskan, menjadi pendamping anak dengan HIV dan AIDS mulai terasa sulit saat anak tersebut memasuki usia remaja.
"Di situ (usia remaja) mulai banyak pertanyaan kenapa saya harus minum obat terus, muncul rasa jenuh dari mereka juga," ungkap Putri.
Putri mengatakan, anak dengan HIV dan AIDS pun memiliki fase menolak meminum obat karena marah dengan keadaan. "Obatnya tuh diumpetin, di bawah bantal, ditanya udah minum ternyata belum, atau bahkan di buang ke tempat sampah," ujar dia.
Baca Juga: 98 Penderita HIV/AIDS di Kudus Mayoritas Usia Produktif