TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Asep Lukman, Veteran yang Kini Hidup Sebatang Kara

Asep mengikuti acara peringatan Hari Pahlawan Nasional

IDN Times/Aldzah Fatimah

Jakarta, IDN Times - Hiruk pikuk upacara Hari Pahlawan Nasional di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, rampung pada Minggu (10/11) pukul 08.30 WIB. Presiden Joko Widodo dan sejumlah pejabat pun langsung meninggalkan pemakaman.

Kompleks Taman Makam Pahlawan pun berangsur sepi. Namun belum semua peserta peringatan Hari Pahlawan Nasional meninggalkan lokasi. Masih ada seorang tua berpakaian kemeja lengan panjang berwarna cokelat dengan logo Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) di saku kemejanya.

"Saya menunggu dijemput tetangga," kata pria bernama Asep Lukman, kepada IDN Times. Pria berusia 79 tahun itu mengatakan dirinya pagi tadi diantar tetangganya ke Taman Makam Pahlawan Kalibata dengan sepeda motor. 

Asep mengatakan dirinya kini mengandalkan tetangganya karena ia tak lagi punya keluarga. Istrinya, kata Asep, belum lama lalu meninggal dunia. Anaknya telah berpulang sebelumnya. Sehingga kini ia sebatang kara.

 "Keluarga saya udah gak ada semua," kata Asep. Meski begitu sorot matanya tetap memancarkan semangat. Asep juga tak sekalipun mengeluhkan sinar matahari yang mulai terasa terik. "Karena saya pejuang." 

1. Asep: Pidato Jokowi gitu-gitu aja

IDN Times/Aldzah Fatimah

Asep bercerita, saat menghadiri upacara Hari Pahlawan Nasional, dirinya tidak mampu berdiri lama karena sakit. Sehingga Asep harus mengikuti upacara di tenda kesehatan sembari beristirahat. Di tenda itu ia bertemu 5 veteran lain.

"Ke tenda tadi saya, cuma sebentar, di tenda saya mungkin paling tua kali, ada banyak di tenda ada berapa ya veterannya ada 5," cerita Asep.

Asep mengatakan dirinya sempat melihat Presiden Jokowi berpidato singkat. Menurutnya, pidato yang disampaikan Jokowi kurang bersemangat dan cenderung tekstual.

"Kalau upacara pahlawan apakah pidatonya harus begitu, baca? Ini cuma gitu-gitu aja," ujar Asep.

Selain itu, Asep juga menilai, dalam pidato Jokowi tidak membahas secara khusus veteran yang saat itu hadir dalam upacara. Menurutnya, Jokowi terlalu fokus pada pahlawan yang sudah gugur saja.

"Presiden pidatonya gitu-gitu aja, tentang masalah masalah pahlawan nasional yang di kubur di sini. Gak ada tentang kita (para veteran) gitu, kami kan sisanya, itu gak ada," tutur Asep.

Menurut Asep, selain membahas pahlawan yang sudah gugur, Jokowi seharusnya membahas nasib para veteran yang masih hidup sampai sekarang.

2. Asep menilai kesejahteraan sebagai veteran di Indonesia masih kurang diperhatikan

IDN Times/Aldzah Fatimah

Asep menilai veteran belum mendapatkan perhatian dari pemerintah. Karena itu banyak veteran yang kesejahteraannya memprihatinkan.

"Veteran ini banyak yang kurang (secara ekonomi), itu ada veteran gelandangan, coba nyasar ke mana, saya pernah nemuin di Senen, saya paranin (hampiri), saya kasih duit," ujar Asep menceritakan pengalamannya bertemu veteran lain yang menjadi gelandangan.

Asep mengatakan seorang veteran memang mendapatkan uang bulanan sebesar Rp1,8juta. Jumlah, menurutnya, kurang. Asep menegaskan uang tersebut mungkin cukup untuk dirinya yang tinggal sebatang kara, tetapi untuk veteran yang masih memiliki keluarga jumlah tersebut masih kurang.

"Kalau buat saya sendiri ya cukup cukup aja, saya sendiri gak punya istri anak, tapi kalau punya keluarga mah kurang," tegas Asep.

Asep juga mengeluhkan tidak adanya fasilitas khusus untuk para veteran. Menurutnya, veteran memerlukan fasilitas kesehatan khusus karena terdiri dari orang-orang yang sudah lanjut usia.

"Kalau mau berobat aja harus datang ke sana, ke rumah sakit ditanyain mana surat rujukannya, Askes BPJS, obat gitu-gitu aja, paling paracetamol," ujar Asep ringan sambil kemudian tertawa.

Baca Juga: Anies Pimpin Upacara Hari Pahlawan di Monas, Sejumlah PNS Telat Datang

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya