Dilaporkan Usai 'Senggol' Luhut, Ini Profil Singkat Said Didu
Ia tuding Luhut minta Menkeu tak ganggu dana ibu kota baru
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu dilaporkan atas dugaan pencemaran nama baik ke polisi. Hal itu berdasarkan dengan beredarnya surat pemanggilan terhadap dirinya pada Kamis (30/4) malam.
"Iya betul (ada surat pemanggilan atas nama Said Didu)," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Brigjen (Pol) Argo Yuwono saat dikonfirmasi pada Jumat (1/5).
Laporan itu muncul setelah Said Didu membuat pernyataan tentang Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan yang ngotot agar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tidak 'mengganggu' dana pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru. Lelaki lulusan Teknik Industri IPB itu membuat pernyataan saat wawancara online di YouTube dengan durasi video 22 menit.
Lalu, siapa sebenarnya Said Didu? Berikut ini profil singkatnya.
Baca Juga: Diduga Mencemarkan Nama Baik Luhut, Said Didu Dilaporkan ke Polisi
1. Said Didu rela mundur dari posisi ASN agar bisa objektif melihat kebijakan pemerintah
Sejak tak lagi mengabdi sebagai ASN, Said memang kerap tampil lantang mengkritik kebijakan pemerintah yang dinilainya tidak beres. Salah satunya, ia kerap mendorong agar rencana pemindahan ibu kota negara dibatalkan dan dananya digunakan untuk mengatasi pandemik COVID-19.
Said memilih mundur sebagai ASN di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada 13 Mei 2019 lalu. Padahal, ia masih memiliki sisa waktu 8 tahun bekerja di sana sebelum memasuki masa pensiun.
Dalam keterangan tertulis, Said mengatakan alasannya mundur sebagai ASN karena ingin menguangkan pemikirannya secara lebih objektif. Said tercatat menjabat sebagai ASN selama 32 tahun.
"Setelah mengabdi selama 32 tahun, 11 bulan dan 24 hari sebagai pegawai negeri, hari ini tanggal 13 Mei 2019 saya mengajukan berhenti sebagai pegawai negeri di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tempat saya bekerja sejak 1986," demikian tulis Said ketika itu.
Kritikannya yang paling mencuri perhatian masyarakat yaitu tentang PT Freeport pada 2018 lalu. Pada saat itu, ia menilai kebijakan pemerintah melakukan akusisi saham PT Freeport melalui PT Inalum dapat merugikan negara. Ia meluapkan kritikan tersebut melalui media sosial Twitter pribadinya.
Baca Juga: Disinggung Kasusnya dengan Said Didu, Luhut: Itu Urusan Anak Buah Saya