Menjaga Tradisi Lampu Colok di Siak saat Lebaran di Tengah Pandemik
Lampu colok merupakan salah satu tradisi unik di Siak
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Siak, IDN Times - "Lampu colok" merupakan salah satu tradisi unik di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Tidak ada literatur rinci yang menjelaskan sejarah tradisi lampu colok tersebut. Namun warga Siak mengenal lampu colok sebagai bentuk tradisi di pengujung Ramadan.
Tradisi dengan memanfaatkan susunan lampu yang terbuat dari botol bekas yang diisi minyak yang beragam bentuk. Mulai dari Asma Allah hingga bentuk masjid yang indah. Bagi mereka, ini adalah tradisi meriah yang harus dijaga sampai kapan pun.
Baca Juga: Menilik Sejarah Tradisi Petasan saat Ramadan hingga Lebaran
1. Lampu colok terbuat dari botol dan kaleng bekas dan dinyalakan pada malam 27 Ramadan
Lampu colok sendiri merupakan susunan ratusan hingga ribuan lampu semprong atau lampu minyak yang terbuat dari kaleng atau botol bekas. Lampu itu disusun pada menara yang terbuat dari kayu. Tinggi dan lebarnya mencapai puluhan meter.
Pemuda Karang Taruna Kampung Sabak Permai, Kecamatan Sabak Auh salah satu yang selalu menyambut Lebaran dengan tradisi lampu colok. Mereka secara sukarela bergotong royong mendirikan menara selama Bulan Ramadan.
Setiap malam usai Shalat Tarawih, mereka bekerja keras mendirikan menara, membuat ribuan lampu semprong dan membentuk pola. Lampu colok biasanya mulai ditampilkan pada malam 27 Ramadan hingga malam takbiran Idul Fitri.
Baca Juga: 5 Tradisi Daerah yang Hanya Dilakukan di Bulan Ramadan, Apa Saja?
Editor’s picks
Baca Juga: Tradisi Lebaran di Kabupaten Tangerang yang Hilang Saat Pandemik