TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

98,5 Persen Kematian COVID-19 di Kota Malang karena Komorbid  

Sementara angka kesembuhan 82 persen

Ilustrasi COVID-19 (Dok. IDN Times)

Malang, IDN Times - Perkembangan kasus COVID-19 di Kota Malang belakangan sudah mulai menurun. Namun, dari menurunnya penambahan kasus, angka kematian COVID-19 di Kota Malang terhitung masih cukup tinggi. Tercatat saat ini ada 170 kasus kematian yang merupakan tertinggi  di Malang Raya. Bahkan, tingkat kematian yang cukup tinggi di Kota Malang juga mendapat sorotan nasional. 

1. Sebagian besar karena komorbid

Ilustrasi corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Jubir Satgas COVID-19 Kota Malang, Husnul Muarif saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa sebagian besar kasus meninggal di Kota Malang adalah karena komorbid. Tecatat sekitar 98,5 persen angka kematian di Kota Malang dipicu oleh komorbid atau penyakit penyerta. Husnul menyebut bahwa selama ini kebanyakan kasus yang masuk ke RS rujukan memang sudah dalam tahap lanjutan dengan berbagai komorbid. 

"Berdasarkan laporan yang kami terima memang sebagian kasus masuk ke RS rujukan sudah terinfeksi tahap lanjut. Kemudian diperberat dengan komorbid," terangnya Rabu (30/9/2020). 

Baca Juga: Soal RS Darurat, Wali Kota Malang: Bisa Mempercepat Proses Penyembuhan

2. Komorbid pasien bervariasi

Warga bersama relawan melakukan penyemprotan di seluruh wilayah Kelurahan Mergosoni, Kota Malang. Dok/Humas Pemkot Malang

Tidak ada satu spesifik komorbid yang menjadi penyebab kematian pasien COVID-19. Husnul menyebut bahwa komorbid yang diidap pasien beragam, seperti hipertensi,diabetes, jantung, gagal ginjal hingga stroke. Hal itu kemudian membuat kondisi pasien menjadi lebih buruk saat terpapar COVID-19. Hal ini terjadi lantaran masih kurangnya kesadaran masyarakat terkait komorbid bawaan. 

"Jadi langkah berikutnya sebenarnya adalah kesadaran dari masyarakat manakala dia sudah ada komorbid kemudian juga ada gejala ringan, sedini mungkin sudah harus datang ke layanan kesehatan baik puskesmas, klinik dan lain sebagainya," tambahnya. 

3. Tak perlu takut memeriksakan diri

idn media

Di sisi lain, Husnul meminta kepada masyarakat untuk tidak takut memeriksakan diri, terutama ketika sudah merasa ada gejala yang mengarah kepada COVID-19. Hal itu menurutnya akan mempermudah proses identifkasi apakah yang bersangkutan terpapar atau tidak. Termasuk semisal pasien bersangkutan memiliki komorbid atau tidak. Antisipasi yang lebih cepat tentu bakal memperkecil kemungkinan kasus gagal teratasi. 

"Kalau memang ada pemeriksaan lebih lanjut akan dirujuk ke rumah sakit yang ditunjuk. Jadi masyarakat jangan ada ketakutan datang ke layanan kesehatan," sambungnya. 

Baca Juga: Zona Merah, Dua Jalan Utama di Kota Malang Ini Akan Ditutup

Baca Juga: Tak Ada Komorbid, Dokter yang Juga Dosen UB Meninggal akibat COVID-19

Verified Writer

Alfi Ramadana

Menulis adalah cara untuk mengekspresikan pemikiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya