TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Panji Gumilang Tersangka, Pemerintah Tak Bakal Ambil Alih Al Zaytun

Pemerintah berkonsentrasi untuk pembinaan

Masjid Al-Zaytun (IDN Times/Reynaldy Wiranata)

Jakarta, IDN Times - Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan dalam kasus penistaan agama oleh Bareskrim Polri. Lantas bagaimana keberlanjutan pesantren tersebut?

Deputi 6 Bidang Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Agama Kemenko PMK Warsito mengatakan, pemerintah tidak melihat perlunya mengambil alih pesantren dan yayasan di Al Zaytun setelah penetapan Panji Gumilang.

“Pemerintah tidak melihat perlunya untuk mengambil alih pesantren dan yayasan di Al-Zaytun,” kata Warsito kepada IDN Times, Jumat (11/8/2023).

Warsito menjelaskan, pemerintah saat ini tengah berkonsentrasi untuk keberlangsungan ribuan santri yang tengah menempuh pendidikan di Ponpes Al Zaytun.

Karena itu, dia mengatakan, bahwa Kemenko PMK akan berkoordinasi dengan Kementerian Agama dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk memberikan pendampingan dan pembinaan terhadap seluruh guru, beserta santri di pesantren tersebut.

“Pemerintah tidak akan menghilangkan hak konstitusi santri sebagai warga negara untuk bisa memperoleh pendidikan,” ujar dia.

Baca Juga: Polri Sita 31 Barang Usai Geledah Al Zaytun 

1. Kurikulum pendidikan Al Zaytun harus berlandaskan ajaran Islam dan ilmu umum

Masjid Al-Zaytun (IDN Times/Reynaldy Wiranata)

Menurut Warsito, Ponpes Al Zaytun sebagaimana institusi pendidikan lainnya, perlu pembinaan yang tepat agar dapat memberikan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas bagi ribuan santri, tenaga pendidik, dan kualitas sesuai dengan tata aturan yang ada.

Ponpes Al Zaytun kata dia ke depan perlu dipastikan harus memiliki kurikulum yang kuat dalam ajaran Islam termasuk Al-Qur'an, Hadits, Fiqih, aqidah, dan sejarah islam. Di samping itu, perlu juga diberikan pengetahuan umum seperti matematika, sains, bahasa dan ilmu sosial lainnya.

“Yang terpenting juga bahwa kurikulum sesuai dengan tuntutan zaman dan membantu santri menjadi anggota masyarakat yang produktif,” tuturnya.

2. Tenaga pendidik di Al Zaytun harus memiliki kualifikasi

Masjid Al-Zaytun (IDN Times/Reynaldy Wiranata)

Warsito menuturkan, tenaga pendidik di Ponpes Al Zaytun juga harus memiliki kualifikasi yang baik dalam bidang studi keislaman dan ilmu umum. Menurutnya, para tenaga pendidik harus kompeten dalam mengajar dan membimbing santri secara efektif.

“Disamping menjadi teladan dalam menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, menjaga etika, dan menghormati semua santri tanpa diskriminasi,” tutur dia.

Warsito juga mengharap, ke depannya, Ponpes Al-Zaytun dapat mencetak lulusan yang memiliki pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan yang baik sesuai dengan kurikulum yang diberikan, sesuai nilai-nilai Islam.

Ponpes Al-Zaytun harus berfokus pada pembinaan karakter dan kepribadian para santri agar lulusan memiliki moralitas, integritas, dan tanggung jawab sosial yang tinggi.

Baca Juga: Panji Gumilang Tersangka, Pemerintah Jamin Hak Santri Ponpes Al Zaytun

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya