Ini Modal Besar Golkar untuk Menang Pemilu 2024 versi Akbar Tanjung
Sejarah dua dasawarsa dinilai bakal bikin masyarakat percaya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tanjung optimistis Partai Golkar mampu meraih kemenangan pada Pemilu 2024 karena memiliki modal besar yakni pengalaman. Sejarah selama dua dasawarsa di perpolitikan Indonesia, dinilai Akbar, menjadi modal besar Golkar meraih kembali kepercayaan masyarakat Indonesia.
"Kalau 2004 adanya hambatan dengan jargon-jargon ingin membubarkan Golkar, tapi Golkar bisa menjadi nomor dua. Maka di 2024 ini bisa gunakan waktu sungguh-sungguh, masih ada 2022, 2023 untuk menyiapkan diri, tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota dan tema politik sejalan dengan aspirasi rakyat, saya yakin jadi pemenang," kata Akbar Tanjung dalam Seminar Daring Nasional Dua Dasawarsa Kemenangan Golkar 2004-2024, Sabtu (16/10/2021), dilansir kantor berita ANTARA.
Baca Juga: Golkar Buka Pintu Lebar-Lebar buat Ridwan Kamil yang Lagi Cari Partai
Baca Juga: Hadir di HUT HMI, Jokowi Akui Akbar Tandjung Tahu Kelemahannya
1. Akbar ingatkan perjuangan Golkar menghadapi berbagai tekanan pada era reformasi
Akbar menuturkan Golkar telah melewati berbagai tekanan sejak awal reformasi. Dia pun menceritakan perjuangan Golkar dari sebuah kelompok politik menjadi partai politik yang mengikuti kontestasi pemilihan umum pertama era reformasi yakni pada 1999.
"Tapi pengurus Partai Golkar tidak gentar dan bersikap tegas dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Dengan keyakinan bahwa perjuangan Golkar dalam perspektif nasional, perspektif kebangsaan, perspektif Pancasila, tidak lain adalah melaksanakan pembangunan dalam rangka mensejahterakan rakyat," paparnya.
Menurutnya, pemilu pertama di era reformasi tersebut menjadi pembuktian bahwa keberadaan Partai Golongan Karya (Golkar) tetap tangguh di tengah desakan pembubaran. Saat itu, Golkar memperoleh suara tertinggi nomor dua dengan 120 kursi, setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang memperoleh 153 kursi.
Baca Juga: Tiga Syarat untuk Menteri Muda Versi Akbar Tanjung