TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Profil Usmar Ismail yang Akan Diberi Gelar Pahlawan Nasional

Usmar Ismail adalah seorang pelopor drama modern Indonesia

Bapak Film Indonesia Usmar Ismail (dok. Kemendikbud)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD resmi mengumumkan sosok bapak perfilman Indonesia, Usmar Ismail, sebagai salah satu pahlawan nasional. Pengumuman itu disampaikan saat peringatan Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2021.

Gelar pahlawan nasional akan diberikan Presiden Joko”Jokowi”Widodo bertepatan dengan Hari Pahlawan pada 10 November 2021.

Selain Usmar Ismail, ada tiga tokoh lain yang akan diberi gelar pahlawan nasional, yaitu Tombolatutu dari Sulawesi Tengah, Sultan Aji Muhammad Idris dari Kalimantan Timur, dan Raden Ayra Wangsakara dari Banten.

Namun, seperti apa sosok Usmar Ismail? Berikut ulasannya.

Baca Juga: Millennials Harus Nonton 7 Karya Usmar Ismail Sang Bapak Perfilman

1. Usmar Ismail disebut sebagai pelopor drama modern di Indonesia

Pertunjukan teater (instagram.com/titimangsafoundation)

Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Usmar Ismail dikenal sebagai pelopor drama modern di Indonesia. Pria kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat, pada 20 Maret1921 itu mengawali kariernya dari panggung teater.

Pada 1943, Usmar bersama abangnya, El Hakim, serta Rosihan Anwar, Cornel Simanjuntak dan HB Jassin mendirikan kelompok sandiwara yang diberi nama Maya.

Maya mementaskan sandiwara berdasarkan teknik teater Barat. Hal itu kemudian dianggap sebagai tonggak lahirnya teater modern di Indonesia. Saat itu Usmar menampilkan karya dramanya yang berjudul Mekar Melati.

2. Pernah menjadi wartawan dan dijebloskan ke penjara

Ilustrasi Jurnalis. IDN TImes/Arief Rahmat

Setelah masa proklamasi kemerdekaan, Usmar menjalani dinas militer dan aktif dalam dunia jurnalistik di Jakarta. Bersama dua rekannya, Syamsuddin Sutan Makmur dan Rinto Alwi, mereka mendirikan surat kabar yang diberi nama Rakyat.

Usmar juga sempat mendirikan harian Patriot dan bulanan Arena di Yogyakarta.

Saat bekerja sebagai wartawan politik di kantor berita Antara, Usmar pernah dijebloskan ke penjara oleh Belanda karena dituduh terlibat kegiatan subversi. Saat itu dia sedang meliput perundingan Belanda dan RI di Jakarta pada 1948.

Baca Juga: Keluarga Pahlawan Nasional Dirikan Internasional School di Sumbar

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya