Dituding Jadi Sarang Radikalisme, UNAIR Minta Informasi BNPT Lebih Detail
"Masalah yang menyangkut personal pribadi jangan diklaim ke instansi"
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Universitas Airlangga (UNAIR) langsung menanggapi tudingan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme terkait radikalisme yang berkembang di perguruan tinggi. Rektor UNAIR, Prof. Mohammad Nasih membantah tudingan tersebut. Malahan pihaknya mengutuk dan melawan adanya terorisme dan radikalisme di lingkungan kampus.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menyebut ada tujuh perguruan tinggi yang sudah disusupi paham radikal. Kampus-kampus yang disebut antara lain, Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro (UNDIP), Insitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Airlangga (UNAIR), serta Universitas Brawijaya (UB)
1. Rektor UNAIR meminta informasi lebih detail lagi ke BNPT
Meski mendapat tudingan, Nasih justru berterima kasih kepada BNPT. Menurutnya hal yang dipaparkan merupakan informasi sekaligus warning untuk UNAIR. Ia juga menyampaikan kalau siap menyambut terbuka jika BNPT mengajak diskusi terkait paham radikal di kampus. Karena menurutnya sampai sekarang misinya yakni sama untuk memberantas terorisme, brutal dan tidak berkemanusiaan.
"Kami akan lebih berterima kasih diberikan secara detail by name by address. Kami membutuhkannya agar bisa lebih fokus melakukan pembinaan. Kalau ada, itu siapa, apakah dosen, apakah karyawan, apakah mahasiswa. Sehingga kami bisa melakukan penanganan lebih efektif jadi tidak kecolongan," ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (28/5).
Baca juga: BNPT: 155 Napiter Rutan Mako Brimob Belum Masuk Program Deradikalisasi
Baca juga: Fadli Zon: Seharusnya yang Diperkuat BNPT bukan Tambah Institusi Baru