Khofifah Temui Guru, Gus Ipul Kembali Sambangi Nelayan
Pokonya kalau terpilih jangan lupa janjinya ya pak bu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Setelah berkampanye di kawasan mataraman, kedua calon Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) kembali ke Surabaya. Di Kota Pahlawan, mereka sama-sama melakukan kampanye tetapi dengan cara yang berbeda. Berikut kampanye Cagub sewaktu di Surabaya.
1. Khofifah sambangi guru
Cagub nomor urut satu, Khofifah melakukan silahturahmi bersama Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Wisma Guru, Surabaya, Rabu (28/2). Kedatangannya disambut sangat hangat oleh para guru. Hal ini bukanlah hal aneh, karena pada tahun 1999, Khofifah sudah pernah menjadi Ketua Yayasan Khadijah yang letaknya berdekatan dengan Wisma Guru.
Di acara silahturahmi, mantan Menteri Sosial ini juga tak lupa mengajak PGRI untuk mendukung dirinya agar terpilih menjadi Gubernur Jatim 2018. Tidak sendirian, dalam kunjungannya kali ini Khofifah didampingi Arumi Bachsin yang merupakan istri Cawagub Emil Dardak. Ia pun tak sungkan acap kali mengacungkan telunjuk isyarat memilih nomor satu nantinya.
Di hadapan para guru, Khofifah merasa Prestasi, Dedikasi, Loyalitas dan Tidak tercela (PDLT) sebagai salah satu penilaian sertifikasi guru. Ia memandang, kategorisasi yang pernah dipakai zaman orde baru tersebut masih relevan diterapkan saat ini.
Sertifikasi tersebut, lanjutnya, penting bagi membentuk karakter anak didik. Selama ini, skoring sertifikasi yang dilakukan oleh dirjen pendidikan tinggi kementerian pendidikan menurut PGRI perlu dirumuskan kembali. Dengan begitu sistem skoring bisa disiapkan sesuai dengan kondisi riil di lapangan. "Itu sifatnya negoisable," tuturnya.
Khofifah mengakui, anak didik di PAUD dan SD sekarang masuk generasi alfa. Yang secara identifikasi anti sosial dan generasi tidak suka mendengar. Generasi yang rendah empati dan simpati. Tentunya ini jadi pekerjaan rumah bagi para guru untuk membangun karakter supaya ke gotong royongan dan kesosialannya tetap ada.
"Tadi saya sampaikan, karena ketua PGRI menyampaikan semakin sedikit waktu untuk membentuk karakter anak didik. Padahal ketika karakter anak didik tidak terintervensi secara maksimal di kelas, di sekolah, maka kita kemudian menemukan hal yang saya rasa kita semua ikut prihatin," bebernya.
Khofifah memandang masukan dari PGRI soal habisnya waktu membentuk karakter anak didik sangatlah strategis. Tidak hanya untuk Jatim, tapi juga bagi Indonesia. Bagaimana membangun karakter bangsa melalui pendidikan karakter. "Ini (kunjungan) adalah proses navigasi program. Saya rasa gurulah yang paling tahu. Dalam hal ini PGRI lah yang paling tahu. Bagaimana sesungguhnya posisi kondisi dan seluruh regulasi yang berkait kedudukan kesejahteraan maupun profesi guru," bebernya.
Menurutnya, banyak hal yang sangat subtansif masukan dari PGRI Jatim. Seperti kaitan dengan GTT/PTT, serta bagaimana setelah penerapan Undang-undang nomor 23 tahun 2014 yang mengatur kewenangan SMA/SMK ke provinsi.
Baca juga: Pilgub jatim: Khofifah Nomor Urut 1, Gus Ipul 2
Ketika bertemu Gus Ipul, Ketua Paguyuban Udang Renon Sukolilo, Abdul Rohim mengatakan di kampungnya saat ini terdapat 154 nelayan yang memiliki perahu sederhana untuk menangkap udang rebon. Di Kenjeran, udang rebon adalah ikan andalan yang menjadi tulang punggun mereka. "Sayangnya kalau udang rebon melimpah kami ini tidak memiliki lokasi menjemur. Akhirnya udang banyak yang busuk dan kami buang lagi ke laut," kaya Rohim.
Selain minimnya lokasi jemur ikan, para nelayan di kawasan ini juga mengeluhkan kondisi perahu mereka yang sudah tua dan banyak yang bocor. Keluhan yang sama juga diungkapkan Hanafi, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kecamatan Bulak. "Nelayan selama ini juga masih cenderung menjual ikan mentah yang murah sehingga belum menguntungkan," ujarnya.
Baca juga: Cagub Sama Kuat, Pilgub Jatim Ditentukan Cawagub