UI X Le Minerale Edukasi Anak Muda soal Pentingnya Ekonomi Sirkular
Lewat kampanye #PlastikkuUangku
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai perguruan tinggi yang memiliki kepedulian terhadap keberlangsungan lingkungan hidup, Universitas Indonesia senantiasa berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap dampak limbah plastik.
Salah satunya dengan melakukan edukasi kepada para generasi muda soal pentingnya ekonomi sirkular lewat sebuah webinar bertajuk #PlastikkuUangku pada Sabtu, (5/3). Acara yang digelar Fakultas Teknik UI bersama Le Minerale ini hadir dengan tema “Ekonomi Sirkular: Solusi Limbah Plastik Indonesia dan Mitigasi Perubahan Iklim”.
Menghadirkan para narasumber yang ahli di bidangnya, acara ini tak hanya diikuti oleh mahasiswa yang tergabung dalam Green Polymer Technology (GPTech), tetapi juga terbuka untuk umum. Lalu, apa saja yang dibahas dalam webinar tersebut? Langsung simak artikelnya berikut ini yuk!
Baca Juga: Fakta Menarik Ekonomi Sirkular, Bisa Jadi Mitigasi Perubahan Iklim!
1. Transisi ekonomi linier ke ekonomi sirkular
Guys, kalian tahu gak sih kalau botol plastik bekas ternyata punya nilai ekonomis jika didaur ulang menjadi produk baru? Yap, plastik memang dirancang sebagai bahan yang dapat didaur ulang.
Untuk itu, ekonomi linier yang konvensional tak sesuai untuk mengakomodasi siklus hidup plastik dan mulailah beralih ke ekonomi sirkular. Sebelum membahas mengenai ekonomi linier dan sirkular lebih lanjut, ada baiknya untuk simak penjelasan dari kedua konsep tersebut yuk. Keep reading!
Ekonomi linier merupakan bentuk ekonomi yang menggunakan konsep "take-make-and dispose". Jadi sumber daya diambil, dibuat menjadi sebuah produk, digunakan oleh manusia, dan dibuang setelah masa pakainya selesai.
Sementara ekonomi sirkular adalah model industri yang mengambil konsep "make-use-recycle". Di mana industri tak hanya berfokus pada pengelolaan limbah, tetapi juga menjaga agar sumber daya dapat dipakai selama mungkin.
Oleh karena itu, ekonomi linier tak cocok dengan siklus hidup plastik karena kurang mempertimbangkan proses daur ulang. Nah, sampah yang tak dapat didaur ulang tentunya akan mengakibatkan akumulasi limbah dan polusi.
"Masyarakat perlu mengubah konsep ekonomi linier menjadi ekonomi sirkular. Stimulasi ekonomi akan mendorong banyak pihak untuk terlibat dalam pemanfaatan sampah daur ulang," kata dosen FTUI, Dr. Mochamad Chalid, S.Si., M.Sc. Eng., dalam webinar #PlastikkuUangku.
Baca Juga: Apa Itu Ekonomi Sirkular? Pahami Konsep dan Keunggulannya