TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Akui Jadi Korban, Nadiem Makarim: Tidak Ada yang Mau PJJ

Pembelajaran jarak jauh dilaksanakan karena terpaksa

Mendikbudristek Nadiem Makarim dalam kunjungannya ke SLB Negeri 1 Bantul, Yogyakarta (Dok.IDN Times/BKHumas Kemendikbud)

Jakarta, IDN Times - Selama pandemik COVID-19 sistem pendidikan di Indonesia menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan, dirinya juga menjadi korban program tersebut.

"Tidak ada yang mau PJJ. Saya tidak mau, saya orang tua, saya juga korban PJJ. Anak-anak saya juga harus melakukan (pembelajaran) online," kata Nadiem seperti dikutip dari YouTube Media Indonesia "Indonesia Belajar dari Rumah: Daring Hingga Luring, Kamis (5/11/2020).

Baca Juga: Mendikbud: Tiga Dampak Utama dari PJJ Berkepanjangan bagi Siswa

1. PJJ dilaksanakan karena terpaksa

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim dalam Rapat Kerja dengan Komisi X DPR RI (Dok.IDN Times/BKHumas Kemendikbud)

Nadiem juga mengaku selalu bingung ketika ditanya mengapa PJJ harus dilaksanakan. Menurutnya, PJJ dilaksanakan karena terpaksa. Hal itu juga sebagai upaya untuk mencegah penularan COVID-19 di Tanah Air.

"Bayangkan kalau sekolah dan kampus kita dibuka selama ini, mungkin muridnya masih bisa melalui itu. Tapi, berapa mereka yang tinggal sama kakek nenek? Berapa yang tinggal sama lansia dan komorbiditas?" ucapnya.

PJJ, kata Nadiem, memang banyak tantangannya. Namun, hal itu dinilai sebagai keputusan terbaik untuk menjawab segala tantangan yang buruk.

"Jadi alternatifnya dibuka saja semua sekolah tentu tidak ideal, tapi kita akan coba pastikan pembelajaran itu harus tetap terjadi atau gak anak-anak kita bakal ketinggalan," katanya.

2. Akan banyak inovasi sistem belajar mengajar berkat PJJ

Mendikbud Nadiem Makarim dalam kunjungannya ke SLB Negeri 1 Bantul, Yogyakarta (Dok.IDN Times/BKHumas Kemendikbud)

Nadiem melanjutkan, efek dari PJJ akan menimbulkan inovasi sistem belajar mengajar. Peralatan maupun platform yang digunakan selama PJJ, bisa menjadi wadah kolaborasi antara murid dan guru, hingga guru dan orang tua.

"Menurut saya, banyak sekali classroom manajemen system, google classoom, itu akan menjadi tata kelola manajemen tersebut yang lebih mudah untuk partisipasi orang tua dan murid. Orang tua bisa lebih transparan dan feedback lebih cepat dari para guru dan sebaliknya," jelas Nadiem.

Baca Juga: Setahun Menjabat Mendikbud, Ini 5 Kinerja Nadiem Makarim yang Disorot

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya