TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

BNPB: Kesiapsiagaan Bencana Alam Dimulai dari Diri Sendiri

Perempuan perlu dilibatkan dalam siaga bencana

IDN Times/Dokumen BNPB

Bandung, IDN Times - Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bernardus Wisnu Widjaja mengatakan, bencana alam terjadi tidak hanya disebabkan alam itu sendiri. Bencana alam juga disebabkan ulah dan perilaku manusia.

Hal itu disampaikan Wisnu dalam Diklat Teknis Penanggulangan Bencana Bagi Wartawan di Hotel Setia Budi Bandung, Jawa Barat, Rabu (23/4). Untuk itu, bencana alam menurutnya harus dihadapi semua elemen masyarakat secara bersama.

"Pencegahan dan kesiapsiagaan bencana dimulai dari diri, keluarga, dan komunitas. Dilaksanakan oleh semua pemangku kepentingan atau pentahelix, yaitu pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi dan media," kata Wisnu.

1. BNPB meningkatkan literasi masyarakat terhadap bencana melalui HKB

IDN Times/Dokumen BNPB

Selain itu, kata Wisnu, BNPB juga akan meningkatkan literasi masyarakat untuk siaga menghadapi bencana, melalui Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB). Menurut dia, HKB memiliki tujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap ancaman, kapasitas, dan risiko bencana di lingkungan sekitar.

"Meningkatkan kesadaran, kewaspadaan, dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapai ancaman bencana melalui pelatihan dan latihan kesiapsiagaan secara bertahap, bertingkat dan berkelanjutan," kata dia.

2. Perempuan perlu dilibatkan dalam bersiaga menghadapi bencana alam

IDN Times/Dokumen BNPB

Tak hanya itu, Wisnu menyebutkan, kalangan perempuan berperan penting untuk bersiaga dalam menghadapi bencana alam. Kalangan perempuan dinilai efektif dalam mendidik kesiapsiagaan terhadap bencana alam.

"Mereka adalah pembelajar dan pendidik kesiap siagaan pada diri, keluarga dan lingkungan," kata dia.

Wisnu menjelaskan, kalangan perempuan perlu dilibatkan karena mereka berperan sebagai ratu rumah tangga di lingkungan keluarga atau penguasa rumah secara de facto (nyata). Perempuan juga memiliki sifat melindungi rumah dan segala isinya.

"Sehingga, apabila perempuan memiliki pengetahuan yang baik dalam bidang bencana, maka literasi kebencanaan semakin baik dan bisa menekan jumlah korban jika terjadi fenomena alam," jelas Wisnu.

3. Kalangan perempuan kurang melek informasi dalam menghadapi bencana alam

IDN Times/Axel Jo Harianja

Dalam kesempatan itu, Wisnu memaparkan kalangan perempuan kurang melek informasi dalam bersiaga menghadapi bencana alam. Berdasarkan fakta yang dikutip Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), perempuan dan anak-anak berisiko meninggal 14 kali lebih besar dari pria dewasa.

Ia pun mencontohkan peristiwa badai Cyclone di Bangladesh  pada tahun 1991, yang memakan korban jiwa sebanyak 14.000  orang. Dimana,  90 persen diantaranya didominasi oleh kalangan perempuan.

"Badai Katrina, US, sebagaian besar korban adalah ibu-ibu Afro-American beserta anak-anaknya. 60-70 persen korban bencana adalah wanita dan anak-anak dan lanjut usia. Korban Tsunami Aceh banyak para korban (Ibu) meninggal bersama anaknya," sambung Wisnu.

Baca Juga: Ini Deretan Wilayah Tertinggi Petugas KPPS Meninggal dan Sakit

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya