TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Sopir Ambulans COVID-19: Pakai APD 5 Jam Lebih Sampai Pengap

Sering dekat pasien COVID-19 tapi tidak takut tertular

Suparmin, Sopir Ambulans Pasien COVID-19 di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) (Dok. Humas RSPP)

Jakarta, IDN Times - Jumlah penderita virus corona atau COVID-19 kian bertambah setiap hari. Pada hari ini, Senin (20/4), pasien positif COVID-19 mencapai 6.760 kasus. Angka tersebut naik dari data sebelumnya yaitu 6.575 kasus.

Dibalik itu semua, ada garda terdepan yang selalu terlibat menangani pasien COVID-19. Salah satunya adalah sopir ambulans khusus pasien COVID-19. Seorang sopir ambulans bernama Suparmin, telah bekerja di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan sejak tahun 1994.

"Tanggung jawab kita menyediakan oksigen, segala macem itu kita. Cuma, kalau kita bukan merangkap perawat. Cuma menjemput dan mengantar," kata Suparmin saat dihubungi IDN Times, Senin (20/4).

Baca Juga: Melawan Rasa Takut, Kisah Ika Jadi Relawan Sopir Ambulans COVID-19 

1. Selalu menggunakan APD saat menangani pasien COVID-19

Suparmin, Sopir Ambulans Pasien COVID-19 di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) (Dok. Humas RSPP)

Suparmin mengatakan, semenjak COVID-19 mewabah di Tanah Air, dia sudah bertugas mengantar dan menjemput pasien COVID-19. Menurutnya, sebagai sopir ambulans harus siap menangani semua pasien.

"Tidak ada paksaan, (sopir ambulans) itu emang kerjaan saya," kata pria yang akrab disapa Parmin ini.

Parmin menjelaskan, perlengkapan yang ada di dalam ambulans berupa monitor gantung, alat pemeriksa tensi, dan alat penghisap cairan untuk membersihkan saluran napas atau tubuh (suction).

Selain itu, dia juga harus memakai alat pelindung diri (APD) meski pasien yang ditangani belum positif COVID-19.

"Karena kita kan belum tahu persis kondisinya si pasien itu seperti apa. Apalagi, kalau gejalanya sudah menyebut demam tinggi atau apa, kita harus selalu waspada dengan pakaian safety, APD lengkap," jelas Parmin.

Dia menambahkan, di dalam ambulans biasanya ada satu perawat. Namun, jika pasien membutuhkan dokter, maka dokter akan disiapkan di dalam ambulans.

2. Dalam sehari bisa antar jemput dua sampai tiga pasien COVID-19

Suparmin, Sopir Ambulans Pasien COVID-19 di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) (Dok. Humas RSPP)

Parmin mengatakan, dalam satu hari, dia bisa menjemput atau mengantar dua hingga tiga pasien COVID-19. Dalam sehari, Parmin bekerja selama delapan jam. Jam kerja juga dibagi menjadi tiga shift. Tak jarang, Parmin harus lembur. Namun, pihak rumah sakit tetap memperhatikan kondisi tubuh karyawannya.

"Menyediakan vitamin, semacam suplemen-suplemen juga disediakan. Semacam minuman, susu, ada disiapkan," jelasnya.

3. Sering berdekatan dengan pasien COVID-19, tapi tidak takut tertular

Ilustrasi Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) (Dok. Humas RSPP)

Sebagai garda terdepan, Parmin cukup sering berdekatan dengan pasien COVID-19. Namun, dia menegaskan, tidak takut tertular virus ganas tersebut.

"Saya gak ada rasa takut selama saya masih memakai APD yang distandarkan sama WHO," ucapnya.

Bahkan, seluruh keluarganya mendukung atas pekerjaan yang dia jalani.

"Keluarga mendukung dan lingkungan saya pun sudah mengetahui kalau saya ini sopir ambulans itu (pasien COVID-19). Jadi, semua lingkungan juga mendukung bahwa saya ini ada di garis depan," katanya.

Keluarganya juga tidak pernah meminta Parmin untuk mempertimbangkan niatnya menjadi sopir ambulans COVID-19.

"Karena anak, istri, sudah mengetahui dari semenjak adanya SARS, adanya flu burung, flu babi. Saya sudah biasa," ujar Parmin.

4. Pernah pakai APD 5 jam lebih sampai pengap

Suparmin, Sopir Ambulans Pasien COVID-19 di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) (Dok. Humas RSPP)

Parmin menuturkan, hingga saat ini dia tidak pernah mengeluh atas pekerjaan yang dia jalani.

"Karena sudah pekerjaan saya dan saya harus tekuni. Selama pekerjaan itu kita jalani dengan happy, enjoy saja," tuturnya.

Parmin melanjutkan, ada kesulitan yang pernah ia hadapi selama menjadi sopir ambulans COVID-19. Kesulitan itu saat proses pemindahan pasien menuju rumah sakit rujukan.

Kala itu, dia harus mengantar pasien COVID-19 menuju RS Darurat Wisma Atlet, Jakarta Utara. Dia juga memakai APD lengkap hingga membuat tubuhnya lelah.

"Wisma Atlet pertama kali itu, ambulans itu ngantrenya sangat panjang. Saya tuh berangkat dari RSPP 17.30 WIB, pasien bisa masuk itu jam 11.00 WIB malam. Itu pun baru masuk ke IGD, pasien belum bisa turun dari ambulans. Nah, itu apa enggak pengap (nunggu dengan memakai APD lengkap)?" ungkap pria 56 tahun ini.

Kendati demikian, Parmin bersyukur tidak pernah mengalami kesulitan ketika dalam perjalanan. Menurutnya, masyarakat sudah cukup peduli jika ada ambulans yang melintas. Dia menambahkan, sirine ambulans baru dinyalakan jika pasien dalam kondisi darurat.

"Kalau pasien tenang, kita mungkin gak perlu bunyiin sirine. Tapi, lampu atas itu nyala. Itu tandanya ambulans saya isi (pasien)," kata Parmin.

Baca Juga: Tolak Ambulans Bekas Pasien COVID-19, Jenazah Dibawa Pakai Taksi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya