TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ledakan Besar di Beirut, Pengamat: Perketat Pemakaian Amonium Nitrat!

Pengawasan diperketat agar amonium nitrat tak disalahgunakan

Dampak kerusakan akibat ledakan gudang bahan peledak di Beirut, Lebanon (ANTARA FOTO/REUTERS/pras)

Jakarta, IDN Times - Peristiwa tragis akibat ledakan hebat terjadi di Beirut Lebanon, Selasa, 4 Agustus 2020 pukul 18.00 waktu setempat. Analis intelijen dan terorisme, Stanislaus Riyanta mengatakan, meski ledakan sudah dipastikan dari gudang berisi amonium nitrat sebanyak 2.750 ton, tapi perlu diselidiki lebih jauh apakah ledakan disengaja (sabotase) atau karena faktor kecerobohan.

"Berbagai peristiwa kecerobohan yang mengakibatkan meledaknya amonium nitrat pernah terjadi seperti di Texas City (16 April 1947). Ledakan pada saat pengangkutan 2.300 ton pupuk tersebut mengakibatkan 581 orang tewas dan 3.500 orang luka-luka," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Rabu (5/8/2020).

Baca Juga: Ledakan Mengerikan di Beirut Diduga Akibat Amonium Nitrat di Gudang

1. Bahan dasar pada peristiwa Bom Bali 2002 menggunakan amonium nitrat

Ilustrasi ledakan (IDN Times/Arief Rahmat)

Stanislaus menjelaskan, di Indonesia pernah terjadi ledakan besar dengan bahan dasar amonium nitrat yang dilakukan oleh kelompok teroris. Pada aksi teror Bom Bali 2002 yang menewaskan 202 orang, diketahui bahan yang digunakan adalah amonium nitrat. Bahan ini, kata Stanislaus, juga banyak dipakai di Indonesia untuk bom ikan.

"Penggunaan amonium nitrat sebagai bahan peledak di Indonesia secara legal dilakukan oleh industri pertambangan dan konstruksi," ujarnya.

Stanislaus melanjutkan, perusahaan pertambangan yang menggunakan amonium nitrat biasanya mempunyai gudang penyimpanan dan diawasi dengan ketat oleh pihak yang berwenang, termasuk kepolisian.

"Namun demikian, tidak menutup kemungkinan terjadi hal-hal di luar prosedur pada gudang tersebut seperti pada tahun 2016 saat salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia kehilangan 183 detonator," ucapnya.

2. Pengawasan harus diperketat agar amonium nitrat tak disalahgunakan

Dampak kerusakan akibat ledakan gudang bahan peledak di Beirut, Lebanon (ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamed Azakir/pras)

Stanislaus menuturkan, pengawasan yang sangat ketat harus dilakukan oleh pemerintah atas pengadaan, penyimpanan, dan penggunaan amonium nitrat, serta bahan-bahan lain yang berbahaya termasuk detonator.

Dia menambahkan, amonium nitrat atau NH4-NO3 adalah senyawa kimia yang kerap digunakan di bidang pertanian (pupuk) dan di bidang pertambangan dan konstruksi (bahan peledak).

"Pengawasan tersebut perlu dilakukan agar tidak terjadi penyalahgunaan seperti untuk aksi terorisme dan perusakan lingkungan dan agar tidak terjadi kecelakaan atau kecerobohan yang bisa berdampak fatal," tuturnya.

Baca Juga: 78 Orang Tewas dan 4.000 Luka-luka Akibat Ledakan Beirut

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya