TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pelaku Bom Bunuh Diri di Medan Ternyata Sudah Rencanakan Aksinya

Sebelumya polisi menyebut pelaku lone wolf

ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi/aww

Jakarta, IDN Times - Kepolisian Republik Indonesia sebelumnya menyatakan, aksi pelaku bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan, Sumatera Utara, pada Rabu (13/11) lalu, merupakan aksi lone wolf atau pelaku tunggal.

Namun, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, aksi pelaku yang bernama Rabbial (RMN), telah diketahui dan direncanakan.

"Dalam proses investigasinya, pemeriksaan terhadap beberapa orang terdekat tersangka baru terungkap siapa-siapa yang berperan untuk siapkan saudara RMN melakukan society bomber," kata Dedi dalam Konferensi Pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (18/11).

Baca Juga: [BREAKING] Bom Bunuh Diri Medan, 2 Orang Menyerahkan Diri

1. Total, 46 terduga teroris ditangkap Densus 88

Update Kasus Bom Medan, Senin 18 November 2019 (IDN Times/Axel Jo Harianja)

Dedi menjelaskan, 46 terduga teroris ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri usai peristiwa bom bunuh diri itu. Kemudian, 23 dari 46 orang terduga teroris yang telah ditangkap, memiliki keterkaitan langsung dengan kelompok teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Kelompok ini dipimpin oleh terduga teroris berinisial Y.

"Ini jaringannya yaitu meliputi jaringan Sumut dan jaringan Aceh," kata Dedi.

Kemudian, empat dari 23 terduga teroris itu menyerahkan diri kepada aparat kepolisian. Selain itu, ada dua terduga teroris lainnya yang ditembak mati karena melawan Densus 88 saat akan ditangkap.

2. Ini peran 23 terduga teroris terkait aksi bom bunuh diri di Medan

Update Kasus Bom Medan, Senin 18 November 2019 (IDN Times/Axel Jo Harianja)

Dedi kemudian memaparkan 23 tersangka pimpinan Y terkait aksi bom bunuh diri di Polrestabes Medan. Pertama, pelaku bom bunuh diri itu sendiri yang bernama Rabbial (RMN). Rabbial langsung tewas di tempat kejadian perkara (TKP).

Selanjutnya, DA istri RMN. Dia ditangkap pada Rabu (13/11) lalu di Medan, Sumut. DA menjalin komunikasi dengan IPS, yang merupakan seorang napiter yang saat ini berada di Lapas kelas 2 Medan.

"(DA) Mengetahui bersama suaminya ikut ke dalam jaringan JAD pimpinan Y. melakukan i'dad (pelatihan) bersama kelompok JAD Y, membeli peralatan-peralatan senjata tajam dan lainnya dalam rangka membuat bom atau i'dad," beber Dedi.

Selanjutnya, terduga teroris berinisial MAI. Dia ditangkap di Medan pada Rabu (13/11) lalu. MAI ikut memfasilitasi tempat berkumpulnya kelompok JAD pimpinan Y. MAI juga mengikuti baiat pada pimpinan Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) saat ini, yakni Abu Ibrahim Al Hasimi Al Quraishi.

"(MAI) Ikut melaksanakan latihan (perang) di Gunung Sibayak pada bulan Mei tahun 2019," ungkap Dedi.

Sedangkan, Y alias Yasir alias Anto, merupakan pimpinan di antara jaringan RMN. Y juga mengikuti baiat kepada Abu Ibrahim Al Hasimi Al Quraishi dan ikut memimpin latihan di Gunung Sibayak, Sumut.

Beberapa tersangka lainnya adalah MN, AL, AS, F, S, DH, KS alias Abu Munzir, S, S, Z alias Jaka, MFJ, SS, W alias Yunus, DS, IF, DS alias Hendro, AH, K alias Khoir dan AP. Mereka semua memiliki keterkaitan dengan aksi yang dilakukan Rabbial, seperti halnya merakit bom yang digunakan Rabbial.

Baca Juga: Kapolda: 18 Tersangka Kasus Bom Bunuh Diri di Medan Berbaiat ke ISIS

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya