TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Soal Terorisme, Stafsus Presiden: Tidak Ada Jihad dengan Kekerasan!

Masalah terorisme di Indonesia lebih kompleks

Ngobrol Seru Bareng IDN Times yang bertajuk 'Membangun Harmoni di Tengah Ancaman Terorisme dan Radikalisme', Kami (14/11). (IDN Times/Axel Jo Harianja)

Jakarta, IDN Times - Pelaku terorisme sering dikaitkan dengan aksi jihad. Namun, aksi jihad itu identik dengan kekerasan atau pun bom bunuh diri. Namun, Staf Khusus (Stafsus) Presiden Siti Ruhaini Dzuhayatin, tidak sepakat dengan jihad yang dilakukan para teroris.

"Di Indonesia, di dalam khazanah Islam pun, tidak ada justifikasi kita harus melakukan jihad dengan kekerasan," katanya di Gedung IDN Media HQ, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (14/11).

Baca Juga: Tantowi Yahya Ajak Belajar Merespons Terorisme dari Selandia Baru

1. Masalah terorisme di Indonesia lebih kompleks

(Ilustrasi) IDN Times/Sukma Shakti

Stasfus presiden bidang keagamaan itu menuturkan, mengatasi masyarakat Indonesia yang telah terpapar paham radikalisme tergolong sulit. Hal ini karena, mereka dijanjikan dapat naik ke surga jika mengikuti paham tersebut.

Ditambah lagi, unsur jihad menjadi kontribusi terbesar bagi para pengikutnya.

"Jadi ada in justice di situ di satu sisi. Kemudian ada iming iming di situ soal surga," tuturnya dalam acara Ngobrol Seru Bareng IDN Times yang bertajuk 'Membangun Harmoni di Tengah Ancaman Terorisme dan Radikalisme'.

2. Lantas, bagaimana cara menyelesaikan masalah itu?

Ngobrol Seru Bareng IDN Times yang bertajuk 'Membangun Harmoni di Tengah Ancaman Terorisme dan Radikalisme' (IDN Times/Margith Damanik)

Siti melanjutkan, ada beberapa cara yang dapat diselesaikan terkait hal itu. Pertama, pemerintah sudah memperbaiki sistem pendidikan dengan memberikan hak pendidikan sampai sembilan tahun. Tak hanya itu, pemerintah juga memberikan program-program yang berkaitan dengan jaminan kesehatan.

"Ini kan juga salah satu cara bagaimana mengurangi unsur-unsur yang berkaitan dengan in justice. Tapi di sisi lain, visi tentang modernisasi agama juga jadi sangat penting karena beragama itu bukan hanya sekadar benar, tetapi dia juga harus relevan," ujarnya.

Baca Juga: Radikalisme Sasar Anak Muda, Paling Banyak Lewat Medsos

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya