TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kasus Dugaan Pelecehan Seksual di IAIN Tulungagung Bukan Pertama Kali

Hasil riset dari FPF tahun 2018 lalu

Kampus IAIN Tulungagung, IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Tulungagung, IDN Times- Kasus dugaan pelecehan seksual terhadap mahasiswi IAIN Tulungagung diduga bukanlah kali pertama. Sebelumnya pernah terjadi kasus serupa namun tidak terungkap ke publik. Lembaga Kajian Forum Perempuan Filsafat (FPF) pernah melakukan riset terkait kasus pelecehan seksual di kampus tersebut. Namun, hasil riset ini dimentahkan oleh pihak kampus dengan alasan metodologi penelitian yang lemah.

1. Responden mengaku melihat dan mendengar kasus pelecehan seksual

Mahasiswa IAIN Tulungagung gelar aksi kecam pelecehan seksual di kampus, IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Direktur Lembaga Kajian FPF, Dian Kurnia menjelaskan riset tersebut dilakukan pada tahun 2018 lalu. Riset tersebut bertujuan untuk mengetahui dan memetakan adanya kasus pelecehan seksual. Mereka melakukan riset dengan cara menyebar angket secara online.

Hasilnya, mereka mendapatkan data ratusan responden pernah melihat atau mendengar adanya pelecehan seksual di kampus. "Banyak responden yang mengaku pernah melihat atau mendengar terjadinya pelecehan seksual di kampus," ujarnya, Rabu (18/11/2020).

Baca Juga: Mahasiswa IAIN Tulungagung Demo, Kecam Dugaan Pelecehan Seksual

2. Hasil riset dinilai lemah secara metodologi oleh pihak kampus

Mahasiswa IAIN Tulungagung gelar aksi kecam pelecehan seksual di kampus, IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Data tersebut kemudian dipresentasikan dalam acara peringatan hari anti kekerasan terhadap perempuan. Namun, pihak kampus yang hadir di acara tersebut mementahkan data riset yang didapat dengan alasan metodologi penelitian lemah.

Akhirnya, temuan hasil riset ini tidak digunakan sebagai acuan oleh pihak kampus. Jenis pelecehan seksual secara verbal mendominasi temuan dalam riset tersebut.

"Memang riset ini dari awal kita rancang untuk sekedar memetakan saja, tapi yang jelas kasus pelecehan seksual memang sudah ada sebelum ini," tuturnya.

3. Terlambat buat SOP penanganan pelecehan seksual

Mahasiswa IAIN Tulungagung gelar aksi kecam pelecehan seksual di kampus, IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Dian juga menilai kampus bermasalah karena tidak memiliki SOP terkait penanganan kasus pelecehan seksual. Padahal, pada tahun 2019 lalu telah terbit surat edaran dari kementerian agama terkait penanganan dan pencegahan pelecehan seksual di internal kampus.

"Kalau saat ini baru akan membuat SOP sebagai respons atas kasus yang terungkap saya rasa hal itu baik, namun sudah terlambat," pungkasnya.

Baca Juga: Dugaan Pelecehan Seksual pada Mahasiswi, IAIN Tulungagung Buka Suara

Verified Writer

Bramanta Pamungkas

peternak huruf

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya