TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sidang Parlemen Hong Kong Ricuh, Seorang Dilarikan ke RS

Kejadian ini melibatkan antara kedua kubu berbeda

twitter.com/LilyWilma

Hong Kong, IDN Times - Suasana di gedung parlemen Hong Kong berakhir ricuh dan menyebabkan satu anggota parlemen langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Kejadian ini sendiri melibatkan antara kubu Undang-Undang Pro Demokrasi dengan kubu Undang-Undang Pro Tiongkok. Bagaimana awal ceritanya?

1. Berawal dari rencana memindahkan para narapidana untuk dikirim ke Tiongkok

twitter.com/Bumbleslumber

Dilansir dari Reuters, perkelahian pecah di Gedung Parlemen Hong Kong pada hari Sabtu, 11 Mei 2019, waktu setempat antara kubu pembuat Undang-Undang Pro Demokrasi dengan kubu Pro Tiongkok. Hal ini berawal dari sebuah rencana yang memindahkan para narapidana untuk dikirim ke Tiongkok dengan menjalani sistem peradilan di sana. Pada akhirnya, suasana menjadi makin panas dan kemarahan meledak saat sedang berlangsung dengar pendapat membahas undang-undang ini.

Beberapa anggota parlemen ada yang menaiki meja, saling memaki, bahkan saling berkelahi satu sama lain diantara kedua kubu yang berbeda dengan memaksa para petugas keamanan turun tangan untuk meleraikan mereka. Salah satu anggota parlemen Pro Demokrasi bernama Gary Fan jatuh dan harus dibawa ke rumah sakit terdekat, sedangkan yang lainnya juga mengalami serupa namun tidak separah yang dialami rekannya itu.

"Ini hari yang menyedihkan bagi Hong Kong. Kami menertawakan legislatif Taiwan di masa lalu, tetapi Hong Kong bahkan lebih buruk," ungkap pernyataan dari salah seorang anggota parlemen bernama Elizabeth Quat seperti yang dikutip dari Reuters.

2. RUU ini merupakan pelindung Hong Kong dari kekuatan Tiongkok

twitter.com/Reuters

RUU ini merupakan pelindung Hong Kong yang khawatir dari kekuatan Tiongkok atas kota yang dijanjikan otonomi tingkat tinggi di bawah formula "satu negara, dua sistem" ketika kembali ke pemerintahan Tiongkok. Lebih dari 130.000 pendukung RUU ini berbaris menentangnya sekitar 2 minggu lalu, sementara ribuan pendukung lainnya berkumpul di luar legislatif untuk menuntut dihapuskan.

Bahkan komunitas berbisnis Hong Kong yang biasanya konservatif telah menyatakan tentangan. Kamar Dagang Internasional di Hong Kong mengatakan RUU ini memiliki ketidakmampuan bersifat kotor dan akan membuat orang berisiko kehilangan kebebasan berpendapat serta kehidupan yang aman bagi mereka di masa depan. 

Pemimpin Pro Tiongkok, Carrie Lim, pada awal tahun 2019 ini mengumumkan rencana RUU inis sehingga bisa diekstradisi ke Taiwan, Tiongkok, bahkan Tiongkok langsung berdasarkan kasus per kasus. Hal ini mengutip pada sebuah kasus pembunuhan yang dilakukan oleh pria Hong Kong berusia 19 tahun dengan membunuh pacarnya sendiri yang sedang hamil di Taiwan sebelum melarikan diri ke rumah.

Sementara pihak Taiwan sendiri telah mencari ekstradisinya, pejabat Hong Kong mengatakan mereka tidak dapat membantu karena mereka tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Taiwan.

Baca Juga: Berkunjung ke Hong Kong? 5 Makanan Pinggiran Ini Harus Dicoba!

Verified Writer

Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya