TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Serukan Gerakan Perlakuan Baik ke Hewan, Aktivis Datangi McDonald's

McDonald’s Indonesia bantah perlakukan hewan tidak baik 

Aksi protes depan McDonalds (Act for Farmed Animals)

Jakarta, IDN Times - Sejumlah aktivis perlindungan hewan melakukan protes yang bertajuk "Aksi Damai untuk Hewan yang Diternakkan", Senin (3/2), di depan gerai McDonald's Kemang, Jakarta Selatan.

Dalam aksi ini, massa membawa sejumlah poster, dan memperagakan aksi teatrikal oleh tokoh yang menggunakan kostum. 

Aksi ini digelar sebagai kampanye bersama yang dilakukan oleh Act for Farmed Animals, yang berkolaborasi dengan Sinergia Animal dan Animals Friends Jogja (AFJ). Sinergia Animal merupakan organisasi perlindungan hewan konsumsi paling efektif di dunia, yang bekerja di negara-negara bagian selatan. Sedangkan AFJ merupakan organisasi nirlaba di Yogyakarta yang memperjuangkan kesejahteraan hewan.

Baca Juga: 2 Pegawai Tewas Tersengat Listrik, Semua Gerai McDonalds di Peru Tutup

1. Alasan tiga organisasi melakukan aksi

Aksi protes depan McDonalds (Act for Farmed Animals)

Aktivis dari Animal Friends Jogja mengatakan, protes dilakukan terkait kebijakan restoran cepat saji dalam menggunakan bahan baku ayam untuk produk mereka. Diduga ada aturan berbeda yang diterapkan antara di Indonesia dan di luar Indonesia.

Massa meminta agar perusahaan menerapkan standar yang sama bagi semua konsumennya, terkait perlakuan terhadap ayam yang menjadi bahan baku. 

"Kami meminta McDonald's untuk menerapkan standar yang sama bagi semua konsumennya. Mengapa Indonesia harus menerima standar yang lebih rendah? Kerangkeng baterai tidak hanya kejam bagi para hewan, memberikan penderitaan seumur hidup bagi jutaan ayam petelur di Indonesia," ujar Among Prakosa, aktivis dari Animal Friends Jogja.

2. Ayam dikerangkeng rentan hasilkan telur yang terkontaminasi salmonella

IDN Times/ Muchammad Haikal

Kerangkeng baterai diprotes karena terkait dengan risiko terkontaminasi salmonella lebih besar, yang dapat mengancam kesehatan manusia.

Pada 2019 The Europian Food Safety Authority melakukan sebuah penelitian terhadap ayam yang dikerangkeng dan ayam yang bebas dari kerangkeng. Hasilnya menunjukkan, ayam yang dikerangkeng rentan menghasilkan telur yang terkontaminasi salmonella dibandingkan ayam yang tidak dikerangkeng.

"Selain itu, penelitian juga membuktikan bahwa kondisi ayam-ayam yang berjejalan dalam kurungan yang sempit akan mengakibatkan deformasi tulang, osteoporosis, luka-luka, stres, kerontokan bulu yang tak wajar, serta banyak masalah lainnya. Itulah yang saat ini terjadi kepada ayam petelur yang ada di Indonesia," ungkap Amóng.

Dalam menjalankan aksinya, aktivis mengenakan kostum badut dan kostum ayam. Mereka melakukan aksi teatrikal, memperagakan aksi memukul ayam menggunakan tongkat di peternakan pabrikasi sebelum diolah menjadi makanan.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya