TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Tradisi Ini Mulai Hilang Saat Idul Fitri

Masihkah kalian saling berkirim kartu ucapan lebaran?

liputan6.com

Hari Raya Idul Fitri telah tiba. Para pemudik pun sudah berdatangan. Setiap keluarga pasti mempunyai tradisinya masing-masing dalam merayakan lebaran. Ada yang punya makanan favorit selain opor dan ketupat. Ada juga yang selalu menjadwalkan arisan keluarga saat lebaran tiba. Beberapa kebiasaan memang masih dilaksanakan, namun tak sedikit pula yang mulai ditinggalkan. Berikut 4 trdisi lebaran yang mulai ditinggalkan. 

1. Berkirim kartu ucapan lebaran.

tokopedia.net

Kartu ucapan lebaran termasuk dalam barang wajib ada saat hari raya tiba. Bagi generasi 90-an ke atas, pasti masih ingat saat era kartu Lebaran sedang booming. Rumah kakek dan nenek kita biasanya dibanjiri kiriman kartu ucapan lebaran yang diantar tukang pos beberapa hari sebelumnya. Bentuk kartunya pun macam-macam, mulai dari yang hanya selembar saja sampai yang tiga dimensi karena ada pop up-nya.

Namun, kartu ini sekarang lebih banyak diselipkan di parcel atau bingkisan lain yang diberikan kepada kerabat. Saat ini semuanya beralih ke ponsel pintar. Tersedia banyak aplikasi obrol yang memudahkan komunikasi. Juga tidak perlu repot-repot mengetik ucapan yang panjang. Manfaatkan saja broadcast dari orang lain untuk di-forward ke orang-orang yang kita kehendaki.

2. Kirim uang ke kampung via wesel.

bumn.go.id

Tak jarang, mudik hanya menjadi impian bagi beberapa orang. Mereka tidak bisa pulang kampung saat lebaran karena masih terikat dengan tugasnya di tempat kerja. Dulu, anak-anak yang tidak bisa mudik akan mengirimkan uang via wesel untuk menggantikan ketidakhadirannya. Meski yang ditunggu orang tua tentu saja bukan uangnya, tapi peluk dan cium buah hatinya yang lama tak bersua.

Sekarang, ATM sudah tersebar di mana-mana. Kantor-kantor cabang dari tiap bank swasta mulai merambah daerah terpencil. Sudah tidak terasa lagi sensasinya mengantre di Kantor Pos mengambil wesel kiriman sang anak. Kartu-kartu bernomor sandi itu kini menggantikannya.

Coba nanti saat Lebaran tanyakan pada kakek dan nenek, kapan terakhir kali menerima atau berkirim uang via wesel.

3. Membawa hasil bumi dari kampung ke perantauan.

kijanginovaku.blogspot.com

Siapa yang di kampung halamannya masih banyak kebun buah, sayur, atau sawah? Berbahagialah kalian yang masih memiliki itu semua di kampung. Masih ada harapan untuk menghirup udara segar dan mendapatkan bahan makanan langsung dari pohonnya.

Dulu, para pemudik biasanya membawa pulang hasil bumi dari kampung ke kota tempatnya merantau. Barang bawaan mereka saat pulang akan jauh lebih banyak dibanding saat berangkat. Ada yang membawa sayur, buah, bumbu dapur, rempah, atau bibit tanaman. Mereka bangga bisa membawa hasil dari tanah kelahirannya ke kota yang miskin lahan hijau.

Tapi kini nampaknya tidak begitu lagi. Entah para pemudiknya yang malu atau malas membawa banyak barang. Sekarang justru yang sering terjadi adalah kebalikannya. Saudara-saudara di kampung yang meminta oleh-oleh, dibawakan barang dari kota. Entah itu makanan, baju, sepatu, atau malah gadget. Sekali lagi, perkembangan zaman telah membawa kita melangkah jauh.

Verified Writer

Dian Arthasalina

bukan orang penting, kecuali anda mementingkan saya. kadang-kadang ngoceh di instagram @arthasalina

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya