TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ada Logo BUMN di Kemasan, Banpres di Depok Milik Kemensos? 

Mensos Risma sebut kejadian ini bukan di era dia

Salah satu karung beras yang ditemukan di tempat pemendaman dugaan Banpres di lahan kosong, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. (IDNTimes/Dicky)

Depok, IDN Times - Kementerian Sosial membantah ribuan paket bantuan sosial (bantuan Presiden) yang ditemukan terkubur di lahan kosong wilayah Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, milik kementerian yang dipimpin Tri Rismaharini itu. 

Inspektur Jenderal Kementerian Sosial, Dadang Iskandar, mengatakan Kemensos melihat kemasan beras Banpres pada saat era Mensos Juliari Batubara, berbeda dengan temuan beras yang ada di Depok. Menurutnya, paket beras dari Bulog untuk pengadaan banpres melalui Kemensos memiliki kemasan berbeda.

"Kita sudah minta sama Bulog barang bantuan yang disalurkan ke masyarakat dari Bulog menggunakan dana Kemensos, itu pasti berlabel Bantuan Presiden melalui Kemensos, itu cirinya," ujar Dadang kepada IDN Times, Selasa (2/8/2022).

Lantas bagaimana temuan atau fakta-fakta di lapangan soal temuan Banpres ini?

Baca Juga: Beras Bansos Dikubur di Depok, Bulog: Sudah Diganti karena Rusak

1. Ditemukan beras kemasan 5 kilogram dan 20 kilogram

Beras kita produksi bulog berukuran lima kilogram ditemukan di lokasi pemendaman Banpres di kawasan KSU, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. (IDNTimes/Dicky)

Berdasarkan penelusuran IDN Times di lapangan, terdapat sejumlah karung beras merek Kita yang merupakan produksi Bulog di bawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Di lokasi tersebut kemasan beras Bulog terdiri dari 5 kilogram dan 20 kilogram, namun Kemensos menduga beras tersebut bukan milik Kemensos pada penyaluran Bantuan Presiden.

"Beras kami seberat 25 kilogram, dan di lokasi ini kami menemukan kemasan 20 kilogram dan 5 kilogram," kata Dadang.

Selain itu, fakta di lapangan kemasan beras Banpres yang penyelurannya melalui Kemensos, memiliki kemasan sendiri berbeda dengan beras Bulog lainnya, yakni terdapat stiker Kemensos.

"Kami memiliki ciri sendiri namun di sini berdasarkan kemasan yang kami temukan tidak ada ciri yang kami miliki," ujar Dadang.

Sementara, dari penelusuran di lapangan, di kemasan tidak tertera stiker tanda dari Kemensos.

2. Terdapat tulisan "BUMN" dan merek "BerasKita"

Kemensos memastikan langsung beras Banpres yang dipendam di lahan kosong di kawasan KSU, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. (IDNTimes/Dicky)

Dadang menegaskan, kemasan beras Banpres yang menggunakan anggaran Kemensos pada kemasannya terdapat tulisan "Bantuan Presiden melalui Kemensos".

"Kami melihat di sini kemasan berasnya polos saja, berbeda dengan milik Kemensos," tutur dia.

Fakta di lapangan, di kemasan beras berupa karung itu tidak ditemukan tulisan "Bantuan Presiden melalui Kemensos". Di kemasan tersebut hanya terdapat nama merek "Beraskita" dan kata "BUMN" di bagian sisi kanan atas kemasan.  

Baca Juga: Polri: Ada 3.675 Kg Beras Bansos Presiden yang Dikubur di Depok

3. Tercium bau busuk dan tidak terlihat tepung

Lokasi pemendaman banpres beras yang dilakukan pihak ekspedisi di tanah kosong milik warga di Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. (IDNTimes/Dicky)

Seperti yang disampaikan Dadang sebelumnya, banpres dari Kemensos tidak berisi telur dan tepung terigu. Sementara, berdasarkan pantauan IDN Times di lapangan, di lokasi yang kini dikelilingi garis polisi dengan luas sekitar 4 x 6 meter tersebut tercium bau busuk.

Diduga aroma berasal dari telur yang ikut terkubur di dalam ribuan paket beras Banpres. Masih di lokasi yang sama, tidak terlihat adanya tepung seperti yang diutarakan ahli waris pemilik lahan kosong tersebut.

4. Kemasan mirip beras milik Bulog

(Dok. Perum Bulog)

Sementara, jika melihat bentuk kemasan di lokasi penemuan di Depok, sekilas hampir mirip dengan kemasan beras yang dijual belikan Perum Bulog untuk beras jenis premium.

Namun, dari penelusuran IDN Times di laman situs resmi Bulog, tidak ditemukan paket 20 kg seperti yang ditemukan di lokasi kejadian. Di situs Bulog hanya tersedia kemasan 1 kg, 5 kg, 10 kg, 25 kg, dan 50 kg.

Hasil penelusuran di toko online, juga bentuk kemasan dari Bulog mirip dengan temuan yang ada di Depok. Untuk kemasan 20 kg ada yang dijual seharga Rp170 ribu.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya