TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times
© 2024 idntimes.com by IDN Media
Home News Indonesia

888 Babi Mati di Bali, Kementan: Belum Pasti karena Flu Babi Afrika

Kematian babi tersebut terjadi di sejumlah daerah di Bali

(Ilustrasi) (Tim medis dari Dinas Pertanian Kota Denpasar menyemprotkan disinfektan ke kandang babi milik warga di Denpasar, Bali, Rabu (5/2/2020)) ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Verified
Dimas Fitra Dirgantara

Jakarta, IDN Times – Beberapa bulan terakhir African Swine Fever (ASF) atau yang lebih dikenal dengan flu babi Afrika menjadi momok yang menakutkan bagi para peternak di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya di Bali.

Dalam satu bulan terakhir, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat kasus kematian babi di Provinsi Bali mencapai 888 ekor di beberapa lokasi peternakan.

Kendati demikian, menurut Direktur Kesehatan Hewan Kementan, Fadjar Sumping Tjatur Rasa kematian babi-babi tersebut belum dipastikan akibat penyakit flu Babi Afrika.

“Perlu dicatat bahwa kematian babi tersebut belum pasti karena ASF. Kami masih dalam proses pengujian dan diagnosis,” kata Fadjar, seperti dikutip dari Antara, Selasa (11/2).

Baca Juga: Makan Babi Bahaya atau Gak? Waspadai Penyakit dari Daging Babi Ini!

1. Terjadi di beberapa daerah di Bali

IDN Times/Wayan Antara

Kematian pada 888 ekor babi tersebut ditemukan di sejumlah daerah di Provinsi Bali, yakni Kabupaten Badung, Kabupaten Bangli, Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Tabanan.

Fadjar mengatakan, bahwa beberapa kematian babi yang diduga karena flu babi Afrika tersebut saat ini dalam proses diagnosa di laboratorium rujukan dan masih memerlukan pengujian lebih lanjut.

2. Penularan bisa terjadi karena lingkungan yang kurang sehat

(Massa yang mengatasnamakan gerakan #Save Babi melakukan aksi long march saat menolak pemusnahan ternak babi tekait virus kholera di Lapangan Merdeka Medan, Sumatera Utara, Senin (10/2/2020)) ANTARA FOTO/Septianda Perdana

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ir. Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan bahwa penyebaran atau penularan flu babi Afrika bisa terjadi melalui dua cara, yaitu penularan secara langsung dan tidak langsung.

Penularan secara langsung terjadi melalui kontak fisik antara babi yang terinfeksi ASF dengan babi sehat, sedangkan penularan tidak langsung terjadi melalui saluran pencernaan.

Selain itu, peningkatan kasus kematian babi ini kemungkinan diakibatkan faktor lingkungan yang kurang bersih dan sehat. “Penularan dapat terjadi melalui kontak antara babi sakit dengan babi sehat atau sumber lainnya seperti pakan, peralatan kandang, dan sarana lainnya,” kata Wisnuardhana.

Baca Juga: Wabah Babi Afrika di Sumut, Ini Jurus Mentan Atasi Kasus Tersebut

Topik:
babi
bali
Kementan
virus
flu babi afrika
Topik Populer:
Piala Thomas dan Uber 2024
Piala Asia U-23 2024
Quiz

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya

Alami Mati Mesin, Minibus di Bekasi Ringsek Tertabrak Kereta

Pegawai Swasta di Jakarta Diimbau WFH Selama Gelaran KTT ASEAN

Puspom TNI Periksa Mayor Dedi Hasibuan karena Geruduk Polres Medan

Industri Kreator Ekonomi Digital Miliki Potensi Besar di Masyarakat

Vonis Istri Sambo Diskon 50 Persen, Pengacara Brigadir J: Tidak Adil!

Johnny G Plate Ngaku Marah Proyek BTS Kominfo Tak Selesai

Richard Eliezer Sudah Bebas Bersyarat pada 4 Agustus

Kutip Hasil Riset KPK, Mahfud: Korupsi Meningkat Setiap Jelang Pemilu

Pengacara Brigadir J Curiga Ada Lobi Politik di Balik Hukuman Sambo Cs

Kemenag Bentuk Tim Cek Buku PAI MTs yang Diduga Muat Materi Menyimpang