Deklarasi Anies-Cak Imin Belum Ngefek di Jatim, Ini Dugaan Penyebabnya
Perolehan suara di bawah Pemilu 2019
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Lembaga Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengungkapkan, pasca-deklarasi Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk Anies Baswedan pada Sabtu, 2 September 2023, belum ada efek positif pada simulasi pemungutan suara di Jawa Timur (Jatim).
Pendiri SMRC, Saiful Mujani, menjelaskan sejauh ini Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) selalu menjadi kekuatan besar di Jatim. Bahkan, PKB pernah menjadi nomor satu di Jatim pada pemilu awal reformasi 1999 dan Pemilu 2004. Pada Pemilu 2019, mereka mendapatkan suara terbanyak kedua setelah PDI Perjuangan (PDIP) dengan selisih suara yang tidak banyak.
"Artinya, PKB memang kuat di Jawa Timur. Karena itu, menurut Saiful, jika berharap PKB lebih kuat lagi menjelang Pemilu 2024, hal itu ada dasarnya, karena selama ini PKB memang kuat di Jawa Timur,” kata Guru Besar Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta tersebut, dalam keterangan, Kamis (10/5/2023).
"Karena itu, deklarasi di mana ketua umum PKB menjadi calon wakil presiden, diharapkan ada efek ekor jas dari sana, karena tokoh utamanya menjadi banyak dibicarakan. Kalau di Jawa Timur saja tidak mengalami kemajuan, efek deklarasi tersebut pada PKB di daerah lain mungkin juga tidak bisa diharapkan," sambung Saiful.
Baca Juga: Mentan Syahrul Langsung Menghadap Surya Paloh di NasDem Tower
1. Perolehan suara di bawah Pemilu 2019
Dalam survei yang dilakukan SMRC pada 2-11 September 2023, PKB mendapatkan suara 17,8 persen, Nasional Demokrat (NasDem) 3,5 persen, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 1 persen.
"Perolehan suara partai-partai ini di bawah hasil pemilihan umum (Pemilu) 2019," katanya.
Baca Juga: Soal Isu Mentan Syahrul Limpo Mundur dari Kabinet, Ini Kata NasDem