TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dokter RSCM: COVID-19 Masih Ada, Tetap Waspada 

Endemik bukan berarti COVID-19 hilang

Warga beraktivitas di zona merah COVID-19 RT 006 RW 01, Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (21/6/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

Jakarta, IDN Times – Dokter Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM, Robert Sinto, mengungkapkan banyak masyarkat yang salah kaprah memahami kondisi Indonesia saat ini yang masih tahap transisi dari pandemik ke endemik.

Menurut Robert, saat ini publik menganggap virus COVID-19 sudah tidak ada dan pandemik sudah selesai seiring adanya pelonggaran kebijakan dari pemerintah.

“Kalau saya berbincang dengan pasien atau warga masyarakat mereka konsentrasinya adalah bahwa yang udah tidak ada covid, artinya pandemik sudah selesai, nah konsep ini yang kemudian harus dirombak,” ujarnya dikutip Youtube BNPB, Jumat (27/5/2022).

Baca Juga: Perangi COVID-19, Korut Uji Sampel Air Sungai, Udara, hingga Sampah

1. Endemik ini bukan artinya COVID-19 tidak ada lagi

Penumpang berjalan memasuki Stasiun kereta saat PPKM (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Rinto mengatakan, pemerintah sebaiknya menjelaskan pada publik, fenomena endemik ini bukan artinya COVID-19 tidak ada lagi, namun muncul dalam suatu kelompok yang masih rentan.

“Endemik bukan hanya yang disampaikan tentang angka-angka namun juga masyarakat sadar bahwa virus ini tidak hilang namun harus bisa hidup berdampingan,” katanya.

2. Literasi masyarakat harus dibangun

Anggota Satpol PP Kelurahan Gandaria Selatan memberikan imbauan protokol kesehatan bagi warga yang berada di zona merah COVID-19 RT 006 RW 01, Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (21/6/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Rinto mengakui vaksinasi memang bisa mengurangi angka kematian akibat COVID-19, namun fakta di lapangan masih ada laporan kematian yang karena virus dari Wuhan tersebut.

“Kita melihat data terlebih dahulu, apakah memang yang meninggal adalah mereka yang belum menjalani vaksin. Diketahui bahwa literasi masyarakat harus dibangun karena justru yang punya komorbid takut menerima vaksinasi, justru kelompok tersebut mendapatkan benefit lebih," paparnya.

Baca Juga: [UPDATE] Korut Masih Sumbang Kasus COVID-19 Baru Terbanyak 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya