Perangi COVID-19, Korut Uji Sampel Air Sungai, Udara, hingga Sampah

Jumlah kematian disebut relatif rendah

Jakarta, IDN Times – Korea Utara terus melakukan berbagai upaya untuk melawan pandemik COVID-19 yang telah masuk ke negaranya. Media pemerintah melaporkan pada Jumat (27/5/2022), pejabat kesehatan negara itu sedang menguji sungai, danau, udara dan air limbah rumah tangga serta sampah untuk mencari tahu penyebaran virus corona.

Negara yang terisolasi itu telah berada dalam pertempuran sengit melawan gelombang COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya, sejak menyatakan keadaan darurat dan memberlakukan penguncian nasional bulan ini.

Langkah itu menimbulkan kekhawatiran tentang kurangnya vaksin, pasokan medis, dan kekurangan makanan.

1. Tren penyebaran wabah stabil

Perangi COVID-19, Korut Uji Sampel Air Sungai, Udara, hingga SampahPemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, saat memimpin rapat Kongres Korea Utara. (Twitter.com/Korea_Friend_UK)

Media pemerintah mengatakan, pihak berwenang meningkatkan pengujian dan desinfeksi di seluruh negeri, setelah melaporkan tren yang “stabil” minggu ini. Mereka juga mengumumkan bahwa ada tanda-tanda gelombang demam mereda dan jumlah kematian relatif rendah.

“Sekitar 100.460 lebih banyak orang menunjukkan gejala demam pada Kamis malam, dibandingkan dengan hampir 400 ribu sekitar 10 hari yang lalu,” kata kantor berita resmi KCNA, mengutip data dari markas besar pencegahan epidemi darurat negara.

Jumlah total pasien demam sejak April naik menjadi 3.270.850 dari 25 juta penduduk, dan jumlah kematian menjadi 69, naik satu dari sehari sebelumnya.

Baca Juga: Infeksi COVID-19 Dunia Naik 560 Ribu Kasus, Korut dan AS Paling Tinggi

2. Pejabat Korut kumpulkan sampel dari banyak sumber

Perangi COVID-19, Korut Uji Sampel Air Sungai, Udara, hingga SampahPotret anak-anak Korea Utara yang mengungsi setelah banjir di Korea Utara yang dipicu oleh Topan Lionrock pada tahun 2016 (blogs.unicef.org)

Dalam laporan lain, KCNA mengatakan kantor anti-virus mengumpulkan sampel dari banyak sumber untuk memeriksa apakah suatu daerah telah terinfeksi COVID-19.

“Sektor anti-epidemi darurat di semua tingkatan mengutamakan pengujian spesimen yang dikumpulkan di sungai dan danau, sambil mendisinfeksi ratusan ribu meter kubik limbah dan ribuan ton sampah setiap hari dan memeriksa dan menganalisis sampel,” kata KCNA, dikutip dari Channel News Asia.

Media tersebut tidak menguraikan metode pengujiannya.

3. Korut mengembangkan peralatan tes PCR sendiri

Perangi COVID-19, Korut Uji Sampel Air Sungai, Udara, hingga SampahIlustrasi. Pengoperasian laboratorium PCR COVID-19. (ANTARA FOTO/Makna Zaezar)

Korea Utara mengatakan tahun lalu telah mengembangkan peralatan tes reaksi rantai polimerase (PCR) sendiri, tetapi tidak pernah mengonfirmasi berapa banyak orang yang dites positif, malah melaporkan jumlah dengan gejala demam.

Para ahli mengatakan, angka-angka itu mungkin tidak dilaporkan, dan menyulitkan untuk menilai skala situasi.

Sebuah video yang dimuat oleh KCNA menunjukkan sekelompok pejabat mengenakan pakaian pelindung dan masker medis membawa kotak dengan tanda-tanda yang bertuliskan 'pembawa specimen' atau 'bakteri, penguji virus'.

“Pejabat mengumpulkan sampel dari orang-orang yang menunjukkan demam dan menguji minuman yang diproduksi di pabrik air di Pyongyang untuk memastikan mereka bersih dan aman,” kata Jo Chol Ung, wakil kepala Pusat Kebersihan dan Anti-epidemi Kota Pyongyang, dalam laporan tersebut.

Baca Juga: Korut Klaim Tak Ada Kasus Kematian Baru Akibat COVID-19

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya